Studi Harga Air di Kecamatan Cineam dan Kecamatan Cimaragas Pada Perencanaan Bendungan Cikembang di Tasikmalaya Jawa Barat
Daftar Isi:
- Pada studi ini akan dibahas penetapan harga air dengan adanya perencanaan Bendungan Cikembang di Kabupaten Tasikmalaya. Saat ini kebutuhan air di Kabupaten Tasikmalaya dapat diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan di masa yang akan datang. Adanya proyek perencanaan Bendungan Cikembang ini dapat dipergunakan untuk melihat kemungkinan pemanfaatan air yang berlimpah pada musim penghujan dengan menampungnya dan dipergunakan pada saat-saat kekurangan air. Pada proyek Bendungan Cikembang ini pengembalian modal dibebankan pada hasil penjualan air baku. Maka perlu adanya sebuah analisa ekonomi untuk perhitungan harga jual air yang paling ekonomis. Manfaat yang diperoleh setelah adanya proyek perencanaan bendungan Cikembang ini adalah dengan terpenuhinya kebutuhan air baku yang bersih dan layak. Manfaat yang didapat sendiri terbagi menjadi dua yaitu manfaat nyata (Tangible Benefits) untuk kehilangan air 46% dengan harga air B=C yaitu sebesar Rp.4.005.459.147/tahun dan dengan harga air B/C>1 yaitu sebesar Rp. 4.981.258.026/tahun, manfaat yang tidak dapat dihitung (Intangible Benefit) adalah peningkatan pemenuhan kebutuhan air baku yang bersih dan layak untuk kebutuhan domestik dan non domestik, dan meningkatan kualitas hidup warga Kecamatan Tasikmalaya. Untuk menentukan kelayakan perencanaan bendungan cikembang ini maka diperlukan analisa kelayakan dalam segi ekonomi. Berdasarkan tingkat suku bunga sebesar 7,5% didapatkan nilai rasio Biaya Manfaat (B/C) sebesar 1,146, selisih Biaya Manfaat (B-C) sebesar Rp 634.912.054, Tingkat Pengembalian Internal (IRR) 8,71% dan Analisa Sensitivitas biaya naik 10% dan manfaat turun 10% yang dianggap paling sensitif terhadap nilai biaya dan manfaat. Analisa Payback Period pada proyek ini saat harga air B=C periode pengembalian membutuhkan waktu 8 tahun, sedangkan saat harga air B/C > 1 periode pengembalian membutuhkan waktu 5 tahun.Harga air setelah adanya simulasi ekonomi pada kondisi sensitivitas biaya naik 10% menggunakan tingkat suku bunga 7,5% dengan 46% terlayani sebesar Rp. 1.308/m3, sedangkan pada saat penduduk terlayani 100% sebesar Rp. 602/m3.