Daftar Isi:
  • PT. Latinusa, Tbk. adalah perusahaan manufaktur, yang bergerak dalam produksi Tinplate. Proses produksi Tinplate menggunakan lini Electrolytic Tinning Line dengan tujuh tahapan proses permesinan yang berurutan yaitu entry section, cleaning, pickling, plating, reflow, chemical treatment, dan exit section. Pada proses produksi sering dijumpai masalah berupa target produksi yang tidak terpenuhi dan tingginya downtime pada lini produksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu pengukuran efektivitas dari lini, mesin, dan sistem produksi pada Electrolytic Tinning Line untuk mengetahui kinerja peralatan produksi dan mencari kendala utamanya. Metode yang digunakan yaitu Theory Of Constraints (TOC) dengan mempertimbangkan Overall Line Effectiveness (OLE), Overall Equipment Effectiveness (OEE), dan Overall Throughput Effectiveness (OTE). OLE digunakan untuk mengukur efektivitas dari lini produksi secara keseluruhan. OEE digunakan untuk mengukur efektivitas dari masing-masing mesin. Sedangkan OTE digunakan untuk mengukur efektivitas sistem produksi yang terdiri dari beberapa mesin dan mendiagnosa adanya bottleneck. Setelah diketahui persentase efektivitas lini, mesin dan sistem produksi, maka selanjutnya perlu diidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya losses. Identifikasi losses dilakukan pada enam kategori (six big losses) yang berpengaruh pada nilai OLE dan OEE. Dengan mengetahui akar penyebab timbulnya losses tersebut, maka dapat dirancang usulan rekomendasi perbaikan berdasarkan konsep TPM untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi losses pada lini Electrolytic Tinning Line. Keseluruhan dari hasil perhitungan tersebut dianalisis dengan Theory Of Constraints (TOC). Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada tahun 2014, diperoleh rata-rata nilai OLE sebesar 69.44% dan losses yang berpengaruh adalah reduced speed yaitu sebesar 43.20% atau 1061.13 jam serta breakdown losses yaitu sebesar 37.82% atau 929.01 jam. Beberapa penyebab terjadinya losses tersebut antara lain karena operator tidak mengecek level roll dengan benar, operator menurunkan kecepatan motor tidak sesuai dengan SOP, roll rusak karena bearing rusak, dan kondisi roll yang tidak sejajar. Untuk rata-rata nilai OEE berada diantara 61.41% hingga 81.46%. Sedangkan rata-rata nilai OTE sebesar 67.60%, dengan nilai bottleneck indicator terkecil terdapat pada mesin Pay Off Reel sebesar 15.07. Hal tersebut menunjukkan bahwa kendala utama pada lini Electrolytic Tinning Line terdapat pada mesin Pay Off Reel dan losses yang berpengaruh adalah reduced speed yaitu sebesar 86.80% atau 2007.17 jam. Penyebab terjadinya losses tersebut antara lain karena operator baru dalam menurunkan kecepatan motor tidak sesuai dengan SOP dan roll yang tidak sejajar. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan didasarkan pada konsep TPM yaitu operator melakukan pembersihan dan pelumasan mesin secara rutin, memberikan training kepada operator baru yang belum memahami SOP dan pembuatan form checklist pemeriksaan kondisi mesin, bearing, serta level roll.