Daftar Isi:
  • Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya dengan jumlah penduduk sebesar 820.243 jiwa (BPS, 2010). Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Malang selama periode 2010-2013 adalah sebesar 0,8% (BPS, 2014 dan Purnama, 2013). Laju pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Malang juga berbanding lurus dengan pertambahan jumlah kendaraan di Kota Malang. Selain itu berdasar data RTRW Provinsi Jawa Timur, Kota Malang dengan letaknya yang strategis termasuk sebagai daerah yang menjadi perkembangan kawasan perkotaan di Provinsi Jawa Timur. Hal tersebut diperkirakan akan mempengaruhi pola pergerakan masuk dan keluar Kota Malang. Kecenderungan laju pertumbuhan penduduk dan pertambahan jumlah kendaraan serta pola pergerakan yang semakin meningkat di Kota Malang, menyebabkan Kota Malang mengalami kemacetan lalu lintas seperti padar ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Raden Intan dan Jalan Raden Panji Suroso. Ketiga ruas jalan tersebut termasuk dalam BWK Malang Timur Laut yang merupakan pintu masuk Kota Malang dari arah Kota Surabaya dan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari struktur ruang terhadap tingkat kemacetan yang terjadi di Kota Malang. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai inputan penyusunan kebijakan atau strategi untuk menyelesaikan permasalahan transportasi di Kota Malang. Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan teknik survei plat matching untuk menghitung volume lalu lintas. Selain itu penelitian ini juga menggunakan analisis tingkat pelayanan jalan/ Level Of Service (LOS) serta analisis dengan dan tanpa (with and without). Karakteristik struktur ruang diidentifikasi dengan analisis deskriptif terhadap dokumen RTRW Kota Malang Tahun 2010. Pengukuran tingkat kemacetan dilakukan dengan menghitung volume kendaraan dan kapasitas jalan pada masing-masing jalan. Sedangkan pengaruh struktur ruang diidentifikasi dengan menggunakan analisis with and without terhadap arus yang menuju pusat dan sub pusat di dalam serta di luar wilayah studi. Hasil perhitungan memperlihatkan rata-rata perubahan nilai derajat kejenuhan (DS) karena pengaruh struktur ruang di luar wilayah studi untuk ruas Jalan Ahmad Yani adalah sebesar 37,09%. Sedangkan perubahan nilai derajat kejenuhan (DS) pada ruas Jalan Raden Intan dan Jalan Raden Panji Suroso adalah sebesar 65,29% dan 69,01%. Sedangkan rata-rata persentase perubahan nilai DS karena pengaruh di dalam wilayah studi adalah sebesar 15,79%, 26,64% dan 22,34% untuk ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Raden Intan dan Jalan Raden Panji Suroso. Rata-rata perubahan persentase nilai DS karena pengaruh pusat dan sub pusat di luar wilayah studi lebih tinggi daripada pengaruh pusat dan sub pusat di dalam wilayah studi. Hal ini membuktikan bahwa arus menerus yang menuju Kota Malang lebih tinggi karena pengaruh tarikan dari berbagai pusat dan sub pusat Kota Malang.