Daftar Isi:
  • PT YTL Paiton merupakan sebuah Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menghasilkan daya sebesar 2x610MW. Di dalam proses produksinya terdapat mesin dengan downtime tertinggi dengan waktu sebesar 1010 jam dalam satu tahun, yaitu mesin Pulverizer. Sub Assembly yang menyebabkan tingginya downtime Pulverizer adalah Pyrate Hopper dengan downtime sebesar 147 jam. Untuk mengurangi downtime tersebut dan meningkatkan nilai keandalan, dibutuhkan perencanaan interval waktu perawatan yang tepat agar mesin dapat beroperasi secara maksimal. Dalam menentukan interval waktu dan kegiatan perawatan yang tepat, digunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Dalam metode RCM II, pemilihan kebijakan perawatan didasarkan pada karakteristik dari jenis kerusakan yang ditentukan melalui RCM II decision diagram. Metode ini bertujuan untuk menjamin bahwa aset fisik yang dimiliki perusahaan dapat terus berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Tahapan yang dilakukan dalam menentukan interval waktu dan kegiatan perawatan yang tepat yaitu melakukan pemilihan komponen kritis dengan Diagram Pareto, menyusun Functional Block Diagram (FBD), menyusun Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), menentukan jenis distribusi dan nilai parameter untuk data Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR), menghitung nilai Mean Time to Failure (MTTF), Mean Time to Repair (MTTR), interval waktu perawatan, serta nilai keandalan komponen. Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu menyusun RCM II decision worksheet. Dari hasil pengolahan data, didapatkan informasi bahwa komponen kritis pada pyrate hopper adalah komponen ejector inlet valve, tramp iron valve, dan body hopper filter. Melalui RCM II decision worksheet dan analisa interval waktu perawatan, diperoleh rekomendasi perbaikan berupa scheduled discard task yaitu kegiatan perawatan penggantian komponen yang diterapkan pada ejector inlet valve dengan interval waktu perawatan sebesar 1491,17 jam, tramp iron valve dengan interval waktu perawatan sebesar 1234,24 jam, dan body hopper filter dengan interval waktu perawatan sebesar 2379,19 jam. Dengan menerapkan interval waktu perawatan tersebut dapat meningkatkan keandalan ejector inlet valve sebesar 26,20%, tramp iron valve sebesar 17,34%, dan body hopper filter sebesar 31,66%.