Daftar Isi:
  • Masalah kualitas perlu dikendalikan dalam proses produksi perusahaan agar dapat memuaskan kebutuhan konsumen. PT. Tri Mega Baterindo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur baterai kendaraan (accu) yang juga mengalami masalah dalam kualitas. Obyek yang menjadi fokus penelitian adalah defect plate pada proses burning. Berdasarkan data historis rata-rata defect pada bulan Februari 2015 menunjukkan bahwa persentase defect tinggi di awal dan di akhir waktu kerja. Indikasi tingginya defect pada awal waktu kerja ini disebabkan karena adanya proses startup, sedangkan pada akhir waktu kerja terdapat indikasi kelelahan pada operator. Metode yang digunakan untuk menganalisis defect yang terjadi pada proses burning dengan menggunakan metodologi DMAIC. Pada tahap define dilakukan identifikasi terhadap objek penelitian, pembuatan diagram SIPOC, dan identifikasi tujuan penelitian. Pada tahap measure dilakukan identifikasi critical to quality (CTQ) kualitas atribut proses burning, pembuatan control chart, perhitungan DPMO dan level sigma, penentuan kapabilitas proses dan pengukuran pendukung yaitu pengukuran startup dan denyut jantung. Pada tahap analyze dilakukan analisa stabilitas dan kapabilitas proses, analisa pengukuran pendukung yaitu analisa startup dan analisa perhitungan cardiovascular load, membuat analisa penyebab defect dengan root cause analysis, dan menentukan prioritas masalah utama penyebab defect dengan FMEA. Pada tahap terakhir yaitu improve diberikan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi tingkat defect. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa didapatkan bahwa CTQ kualitas atribut plate ada 3 yaitu lug plate tersambung baik dengan konektor/terminal, plat tidak mudah patah/putus dan retak, serta hasil pengelasan sesuai dan tidak meluber hingga ke plat. Berdasarkan CTQ kualitas atribut tersebut, terdapat 2 macam jenis defect atribut plate yaitu defect las bocor dan defect plat putus/patah. Dilihat dari analisa menggunakan root cause analysis (RCA) dan FMEA diketahui akar penyebab utama terjadinya defect plate las bocor adalah adanya pergeseran saat pemasangan back dam dan sisir, untuk defect plat putus/patah adalah terjadi perubahan setting saat meletakkan torch ke adaptor. Rekomendasi perbaikan yang diberikan untuk mengurangi defect plate las bocor adalah dengan memodifikasi desain back dam dan sisir dengan menambahkan pengunci berupa baut dan besi. Rekomendasi perbaikan untuk mengurangi defect plat putus/patah adalah dengan membuat checklist khusus untuk memeriksa apakah nyala api yang dikeluarkan masih sesuai atau perlu untuk di setting ulang. Rekomendasi perbaikan lain yang diberikan untuk permasalahan posisi operator yang terus berdiri selama bekerja dengan cara mengurangi beban kerja serta memberikan jeda istirahat kepada operator burning untuk duduk dan mencuci muka secara berkala.