Analisis Biaya Pada Bagian Rework Produk Furniture dan Pengurangan Rework Berdasarkan Fault Tree Analysis (FTA)
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan di PT. ROMI VIOLETA, tepatnya di departemen QA. Data yang digunakan adalah hasil inspeksi terhadap tiga produk yang diproduksi secara continous. Berdasarkan hasil rekapitulasi menunjukkan bahwa produk yang memiliki jumlah rework terbesar adalah ABL 10113-73 Scrolling yang memiliki persentase rework sebesar 20% dari total produksi, kemudian diikuti dengan Item Wittlaer Chair dengan persentase rework sebesar 8.6% dan terakhir adalah WT 0934-001 Arm Chair dengan persentase rework sebesar 2.7%. Dengan berlandaskan data tersebut, maka perlu dilakukan perhitungan total cost secara detail pada jenis rework yang terjadi dan melakukan evaluasi mengenai penyebab terjadinya rework pada produk furniture jenis ABL 10113-73 Scrolling sehingga untuk selanjutnya PT. ROMI VIOLETA akan memiliki solusi yang konkrit apabila menghadapi masalah ini. Untuk dapat melakukan perhitungan total cost secara detail pada setiap jenis rework yang terjadi pada produk ABL 10113-73 Scrolling, maka digunakanlah metode Analisis Biaya. Rework dengan total cost paling berpengaruh akan menjadi fokus utama untuk diolah dengan menggunakan metode FTA, sehingga dapat diketahui penyebab dari jenis rework tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan FTA, maka dirancanglah saran perbaikan yang sesuai dengan penyebab dari jenis rework yang ada. Pengolahan data dengan metode Analisis Biaya menunjukkan bahwa terdapat dua jenis rework dengan total cost tertinggi, yaitu Rework Colour Deviation dengan total cost per rework Rp 151.197, dan Rework Colour Variation dengan total cost per rework Rp 142.837. Kedua jenis rework ini yang menjadi fokus utama untuk diolah dengan menggunakan metode FTA. Dari pengolahan metode FTA dengan analisa kualitatif pada rework colour deviation disebabkan oleh kurangnya training/pelatihan pada pekerja atau kurangnya kontrol terhadap sistem perekrutan pekerja, oven tidak memiliki pintu, cuaca buruk atau kurangnya pengawasan kadar air dan pekerja tidak memegang panel contoh. Sedangkan untuk rework colour variation disebabkan oleh kurangnya pelatihan pekerja atau kontrol group leader yang lemah, oven tidak memiliki pintu, dan stasiun kerja kekurangan cahaya atau kontrol group leader lemah. . Berdasarkan hal tersebut maka dirancanglah beberapa saran perbaikan, saran perbaikan pertama adalah rancangan SOP baru untuk pelatihan pekerja, kedua adalah perancangan check sheet untuk hasil kontrol group leader beserta rancangan SOP penggunaannya, ketiga adalah perbaikan desain pada mesin oven bagian finishing dengan dirancangnya desain tutup oven, keempat adalah dilakukannya pemeriksaan kadar air sebelum proses finishing/pengecatan, kelima adalah memperbanyak contoh panel warna untuk operator pengecatan dan keenam adalah penambahan lampu/cahaya pada stasiun kerja pengecatan.