Kebijakan Perawatan Mesin Pada Departemen Rolling Mill 3 Menggunakan Pendekatan Continous Markov Chain
Daftar Isi:
- PT Hanil Jaya Steel merupakan perusahaan yang memproduksi baja beton. Pada departemen rolling mill 3 memproduksi baja beton bentuk polos dan ulir. Pada proses stand roll memiliki jam henti paling tinggi dibandingkan dengan proses yang lain pada departemen rolling mill 3. Mesin rolling mill memiliki downtime yang cukup besar, diakibatkan karena adalah kegagalan pada saat proses produksi berlangsung pada stand roll. Penelitian ini bertujuan untuk meminimasi kegagalan yang terjadi dengan menganalisis penyebab dan dampak dari kegagalan tersebut, membuat jadwal perawatan preventif untuk memperoleh kebijakan perawatan yang efektif. Penelitian ini menggunakan metode Continous Markov Chain. Hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis penyebab dan dampak terjadinya kegagalan komponen. Selanjutnya menghitung laju kerusakan dan laju perbaikan dari kedua kegagalan tersebut. Setelah itu mengidentifikasi state yang mungkin terjadi. Nilai laju kerusakan dan laju perbaikan digunakan untuk mencari nilai probabilitas dari setiap state yang telah diidentifikasi sebelumnya. Berdasarkan nilai probabilitas, dilakukan analisis terhadap nilai reliabilitas serta rata-rata banyaknya kerusakan secara bersamaan. Setelah dilakukan analisis, maka dapat diberikan rekomendasi berupa jadwal perawatan preventif. Terdapat dua jenis kegagalan komponen yaitu bearing exit guide bergetar dan bearing exit guide pecah. Bearing exit guide bergetar mengakibatkan material tidak bisa masuk ke dalam mesin rolling mill, sedangkan bearing exit guide pecah mengakibatkan putaran rpm pada komponen berhenti. Kegagalan komponen tersebut disebabkan oleh tekanan yang kuat dari material yang akan masuk ke dalam mesin rolling mill. Nilai reliabilitas untuk bearing exit guide bergetar sebesar 98,9% dengan nilai rata-rata kerusakan bersamaan sebesar 0,01159, dan nilai reliabilitas untuk bearing exit guide pecah sebesar 99,9% dengan nilai rata-rata kerusakan bersamaan sebesar 0,00147. Karena nilai reliabilitas yang tinggi dan rata-rata kerusakan bersamaan yang relatif kecil maka untuk perencanaan perawatan dapat menggunakan Mean Time To Failure (MTTF). Dari hasil MTTF maka tindakan perawatan preventif yang dilakukan adalah pengencangan dan penggantian bearing exit guide. Pengencangan bearing setiap 27 hari. Setelah dilakukan 7 kali pengencangan, 27 hari berikutnya dilakukan penggantian bearing exit guide