Daftar Isi:
  • Dalam sejarah kebakaran hutan di Indonesia, kebakaran hutan yang terbesar terjadi pada tahun 1997/1998 yang mencapai luasan 9,7 juta hektar lahan dengan jumlah kerugian mencapai Rp 9,5 Trilyun. Kebakaran hutan dan lahan juga dirasakan langsung oleh Kabupaten Kotawaringin Timur baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun manusia. Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dalam menanggulangi kebakaran, Yaitu, upaya preventif dan kuratif. Upaya preventif yang telah dilakukan ialah menghapuskan tradisi pembukaan lahan baru serta adanya ketegasan pemerintah daerah serta kerjasama kepada perusahaan-perusahaan untuk ikut membantu menjaga lingkungan. Upaya kuratif yang dilakukan pemerintah yaitu membentuk SATGASDAKARLAHUT (Satuan Tugas Pemadam Kebakaran Hutan), dan tim barisan sukarelawan kebakaran (Balakar) yang dibentuk oleh pemerintah desa. Desain yang digunakan penelitian ini yaitu deskriptif dengan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan peneliti yaitu sumber data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah penyebab kebakaran hutan dan lahan, strategi penanggulangan hutan dan lahan, partisipasi masyarakat sekitar, dan faktor pendukung dan penghambat penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Lokasi penelitian berada di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur. Hasil penelitian dari Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur menunjukkan bahwa. Strategi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur secara umum dapat dikatakan berjalan dengan baik, namun untuk penanganan paska kebakaran BPBD masih terkendala sumber daya manusia yang berkompeten dalam melakukan inventarisasi kerugian akibat kebakaran, karena BPBD merupakan badan baru yang berdiri pada tahun 2014. strategi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan BPBD berjalan dengan baik dapat dilihat dengan menurunnya titik api atau hotspot dikawasan rawan kebakaran hutan dan lahan, peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran, dan kesadaran perusahaan perkebunan khususnya perusahaan besar sawit untuk tidak melakukan pembakaran serta ikut bekerjasama untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Kesimpulan penelitian adalah penanggulangan kebakaran hutan dan lahan berhadil dilakukan dengan efektif yaitu merubah kesadaran masyarakat dalam memperlakukan lingkungan hidup serta memperkuat sumberdaya manusia khususnya di BPBD dalam pencegahan bencana khususnya kebakaran hutan dan lahan.