Analisis Keandalan Operator Produksi dengan Metode Fuzzy Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART), Studi Kasus: PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Main Author: | Perwitasari, AdindaSekarArum |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/143515/1/Skripsi_Adinda_115060701111043.pdf http://repository.ub.ac.id/143515/ |
Daftar Isi:
- PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk (GDS) merupakan perusahaan penghasil pelat baja canai panas di Surabaya dan juga merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan kualitas produknya. Kualitas produk tentu tidak terlepas dari proses produksi yang dimiliki perusahaan. Salah satu elemen yang memiliki peranan penting dalam proses yaitu operator. Operator memiliki kecenderungan melakukan human error yang dapat menyebabkan cacat produk. Berdasarkan data historis cacat produk perusahaan tahun 2014, ditunjukkan bahwa operator memiliki kontribusi terbesar terhadap cacat produk yang dihasilkan di GDS, yaitu sebesar 48%. Hal tersebut menunjukkan bahwa keandalan operator di GDS masih tergolong rendah sehingga GDS memerlukan suatu pengukuran keandalan manusia yang dapat mengurangi probabilitas terjadinya human error. Metode Human Reliability Assessment (HRA) yang digunakan pada penelitian ini adalah metode fuzzy HEART. Fault Tree Analysis (FTA) juga digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui pola kegagalan produk. Tahapan awal yang dilakukan yaitu menguraikan aktivitas menjadi sub-task untuk setiap proses dengan menggunakan Hierarchical Task Analysis (HTA). Tahapan selanjutnya yaitu identifikasi possible error. Konsekuensi dari error yang berhubungan dengan cacat produk juga diidentifikasi pada tahapan ini. Kemudian, dilakukan perhitungan Human Error Probability (HEP) dengan metode fuzzy HEART untuk mengetahui probabilitas terjadinya human error. Setelah itu, pembuatan FTA dilakukan untuk menentukan jenis cacat produk mana yang sering terjadi dan untuk mengetahui pola kegagalannya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses rolling mill memiliki tingkat keandalan operator terendah. Proses tersebut memiliki tiga task dengan nilai HEP tertinggi. Task yang memiliki HEP tertinggi pertama adalah task dengan possible error menurunkan work roll tidak sesuai dengan pass schedule dengan nilai HEP sebesar 0,3968. Database pass schedule dan memperpendek waktu pergantian antar operator menjadi 1,5 jam merupakan rekomendasi yang diberikan untuk task tersebut. Task yang memiliki nilai HEP tertinggi kedua adalah task dengan possible error tidak dan salah menghitung turning point dengan nilai HEP sebesar 0,026. Rekomendasi untuk task tersebut berupa aplikasi perhitungan turning point yang terintegrasi dengan database pass schedule. Selanjutnya, task dengan nilai HEP tertinggi ketiga adalah task dengan possible error pengukuran tebal pelat panas yang kurang teliti dengan nilai HEP sebesar 0,0248. Rekomendasi yang diberikan untuk task tersebut berupa Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib digunakan.