Strategi penanganan risiko pada rantai pasok pupuk organik menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarcy Process (Fuzzy AHP)

Main Author: Astutik, WindhaDwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/143361/1/SKRIPSI_WINDHA_DWI_A__105060707111032.pdf
http://repository.ub.ac.id/143361/
Daftar Isi:
  • Setiap Aktivitas Supply Chain Tidak Terlepas Dari Risiko, Oleh Karena Itu Manajemen Risiko Sangat Diperlukan Untuk Penanganan Risiko. PT Tiara Kurnia Merupakan Salah Satu Perusahaan Penghasil Pupuk Organik Granul, Dengan Bahan Baku Utama Berupa Kotoran Sapi Dan Kotoran Ayam. Dalam Aktivitas Supply Chain Bahan Baku Tersebut Memiliki Peluang Untuk Timbul Risiko. Perusahaan Perlu Menciptakan Aliran Supply Chain Yang Handal (Robust) Terhadap Berbagai Macam Risiko Yang Dapat Menyebabkan Gagalnya Tujuan Yang Akan Dicapai Perusahaan. Pada Penelitian Ini, Pengelolaan Risiko Pada Supply Chain Perusahaan Dilakukan Dengan Menggunakan Metode House Of Risk (HOR). HOR Diaplikasikan Untuk Memitigasi Risiko Yang Muncul Pada Aliran Supply Chain Dengan Cara Mengidentifikasi Risiko, Memprioritaskan Agen Risiko Serta Merancang Strategi Penanganan. Pada Tahap Selanjutnya Melakukan Perhitungan Agen Risiko Yang Akan Ditangani Serta Merancang Strategi Penanganan. Dalam Merancang Strategi Penanganan Akan Dilakukan Perhitungan Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). FAHP Digunakan Untuk Mengetahui Seberapa Besar Bobot Yang Diperoleh Pada Agen Risiko Dan Strategi Penanganan. Pada Hasil Penelitian Ini Terdapat 26 Kejadian Risiko Dan 27 Agen Risiko Yang Telah Teridentifikasi Dan Dikonfirmasi Kepada Pihak Perusahaan. Terdapat 17 Usulan Strategi Penanganan Untuk 5 Agen Risiko Yaitu Dari Mengadakan Pelatihan Rutin Kepada Semua Pekerja, Melakukan Pengawasan Pada Masing-Masing Departemen, Melakukan Penilaian Kinerja Karyawan, Memberikan Reward, Punishment, Dan Motivasi Kerja Pada Seluruh Karyawan, Menjalin Komunikasi Yang Lebih Baik Dengan Berbagai Pihak, Membuat Sistem Informasi Yang Terintegrasi, Membuat Standar Operasional Prosedur Untuk Sistem Komunikasi Internal Departemen, Menerapkan Sales And Operating Planning, Menetapkan Time Fence, Melakukan Penjadwalan Ulang Pada Proses Produksi, Adanya Manajemen Persediaan Yang Dikelola Dengan Baik, Melakukan Pengembangan Teknologi Untuk Penyimpanan Pupuk Organik Agar Memperkecil Proses Penyusutan Pada Pupuk Organik, Pembelian Bahan Baku Dalam Kondisi Kering,Melakukan Penjadwalan Ulang Pada Proses Produksi, Menjalin Komunikasi Yang Lebih Baik Dengan Berbagai Pihak, Membuat Penjadwalan Pengiriman, Adanya Manajemen Persediaan Yang Dikelola Dengan Baik.