Aplikasi Metode Taguchi Untuk Mereduksi Jumlah Produk Cacat Lilin Standar HAN 17 (Studi Kasus CV. Dwi Pelita Mas, Surabaya)
Daftar Isi:
- CV. Dwi Pelita Mas, Surabaya merupakan salah satu perusahaan penghasil lilin yang ada di JawaTimur. Pesatnya permintaan akan produk lilin membuat CV. DwiPelita Mas harus selalu memperhatikan masalah kualitas dari setiap produk yang dihasilkan, termasuk lilin HAN 17. Berdasarkan data historis perusahaan, lilin standar HAN 17 merupakan salah satu jenis lilin yang memiliki jumlah cacat produk yang cukup tinggi di setiap kali produksinya. Rata-rata standar cacat produk mencapai angka 11,97% dimana angka tersebut masih diatas standar perusahaan yaitu sebesar 9%. Oleh karena dibutuhkan suatu bentuk improvement yang mampu mengatasi permasalahan cacat produk yang terjadi di CV. Dwi Pelita Mas. Pada penelitian ini diterapkan metode Taguchi sebagai alat perbaikan. Metode Taguchi merupakan metode yang mempertimbangkan biaya eksperimen dengan menerapkan konsep rekayasa dan statistik. Dalam eksperimen ini, metode Taguchi digunakan sebagai alat eksperimen yang nantinya dapat menghasilkan desain yang kokoh dalam bentuk level faktor optimal pembuatan lilin standar HAN 17. Dalam perhitungan dengan menggunakan metode Taguchi melibatkan 4 buah faktor dari 6 buah faktor yang teridentifikasi diantaranya adalah komposisi bahan baku (SAW 6880 ; Stearic Acid 1806 ; Gold Parawax), lama waktu pengeringan, lama waktu pemasakan dan suhu pemasakan. Selain itu, dalam penelitian ini juga diterapkan perhitungan Defect per Million Opportunities (DPMO) dan perhitungan level sigma sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan eksperimen. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil berupa setting level faktor optimal dari pembuatan lilin standar HAN 17, yaitu untuk komposisi bahan baku SAW 6880 ; Stearic Acid 1806 ; Gold Parawax (30% ; 40% ; 30%), untuk lama waktu pengeringan selama 30 menit, untuk lama waktu pemasakan selama 240 menit dan untuk suhu pemasakan sebesar 60o C. Perhitungan nilai DPMO dan level sigma juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan nilai level sigma dan penurunan nilai DPMO disetiap Critical to Quality (CTQ).