Optimasi Pencahayaan Alami Sebagai Dasar Redesain Ruang Pamer Museum Brawijaya Malang
Daftar Isi:
- Dasar diangkatnya judul ini terkait isu tentang upaya hemat energi pada suatu bangunan yang erat kaitannya dengan pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan umum bangunan. Pemanfaatan energi cahaya matahari selain dapat menghemat penggunaan lampu, juga dapat sebagi elemen estetika ruang dan kesehatan manusia. Bangunan yang dijadikan objek studi yaitu ruang pamer Museum Brawijaya.Potensi sistem pencahayaan alami pada ruang pamer Museum Brawijaya menghasilkan dampak yang positif dan negatif. Dampak positif yang dihasilkan yaitu pada hampir seluruh sisi ruangan menggunakan bantuan sinar matahari sebagai penerangan menyeluruh sehingga dapat mengurangi beban pemakaian energi listrik. Namun sisi negatifnya yaitu bangunan belum dirancang sedemikian rupa hingga mencapai kenyamanan visual, akibatnya terdapat beberapa area yang terkena dampak silau.Selain itu pada waktu yang berbeda seperti cuaca yang redup ruang-ruang tertentu memiliki intensitas pencahayaan yang kurang karena cahaya yang masuk melalui jendela kurang menyebar secara menyeluruh.Metode yang digunakan yaitu metode pragmatis dengan menguji coba desain secara bertahap dengan bantuan software DiaLux. Terdapat beberapa evaluasi pasca huni sebelum melakukan perubahan desain dengan fokus mengevaluasi kondisi pencahayaan, benda pamer, dan bukaan pada eksisting ruang pamer Museum Brawijaya. Beberapa strategi yang dilakukan yaitu merubah dimensi ruang beserta perletakan tinggi rendah bukaan dengan melebarkan ruang dan meninggikan langit-langit untuk meminimalkan sudut datang cahaya yang masuk. Kemudian mengolah jendela side lighting pada eksisting dengan menambah reflektor berupa cermin pada tepi ruang yang terdapat side lighting dengan ketinggian di atas mata manusia dengan lebar menyesuaikan sudut terbesar datangnya cahaya. Selanjutnya terdapat penambahan shading device pada ruang pamer I, serta secondary skin pada titik tertentu untuk meminimalkan cahaya yang masuk karena terdapat jendela samping dengan lebar lebih dari 30 % dengan posisi tepat pada ketinggian mata pengamat. Hasil evaluasi DiaLux menunjukkan bahwa strategi tersebut belum menunjukan kontur cahaya yang menyebar, sehinggamemunculkan strategi untuk menambah top lighting dengan studi beberapa jenis yang sesuai kondisi pencahayaan pada tapak. Adanya penambahan top lighting jenis monitor telah menunjukan penyebaran cahaya yang merata dan sebagai pemberi kesan dramatis pada ruang pamer I. Pada bagian luar merupakan area ruang pamer untuk benda berukuran besar. Selain sudah terdapat naungan, namun perlu ditambahkan beberapa vegetasi yang dapat mempersejuk ruang luar dan meminimalkan dampak akibat cahaya dinamis dari sinar matahari yang berlebih.Terakhir yaitu menata kembali alur ruang dan menata kembali objek pamer dengan pembagian sesuai konsep sebelumnya yaitu berdasarkan waktu sejarah. Penataan secara keseluruhan harusmempertimbangkan aspek kenyamanan visual pengunjung dengan perletakan khusus antara objek 3D dan 2D agar selaras dengan optimasi atau proses pengoptimalan pada strategi desain yang telah dilakukan.