Daftar Isi:
  • Tanah merupakan suatu komponen yang harus diperhatikan dalam perencanaan konstruksi, baik konstruksi bangunan maupun konstruksi jalan raya. Tanah di Indonesia banyak yang memiliki jenis tanah lempung ekspansif, khususnya di daerah Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur. Tanah lempung ekspansif merupakan salah satu jenis tanah yang banyak ditemukan memiliki masalah keteknikan. Sehingga dalam merencanakan bangunan teknik sipil di Indonesia memerlukan beberapa perlakuan untuk membuat tanah ekspansif manjadi lebih baik. Tanah lempung ekspansif memiliki beebrapa kekurangan antara lain daya dukung tanah yang rendah pada kondisi muka air yang tinggi, kemampuan untuk mengembang dan menyusut (shrink- swell phenomena) akibat perubahan kondisi airnya dan plastisitas yang tinggi. Kondisi kekurangan tersebut dapat merugikan struktur bangunan yang ada di atasnya. Agar tidak terjadi kerugian akibat sifat tanah lempung ekspansif, maka dilakukan usaha-usaha untuk memperbaiki sifat dan kekuatan tanah dan memperbaiki tanah dengan sifat kembang susut yang tinggi. Salah satu upaya untuk memperbaiki atau menstabilisasi tanah tersebut adalah dengan penggunaan zat aditif. Pada penelitian ini menggunakan aditif abu ampas tebu dan semen. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari aditif abu ampas tebu dan semen terhadap karakteristik tanah lempung ekspansif di Bojonegoro. Campuran bahan aditif abu ampas tebu dan semen menggunakan kadar 8% abu ampas tebu + 4% semen, 8% abu ampas tebu + 6% semen, 8% abu ampas tebu + 8% semen. Berdasarkan hasil dari pengujian pendahuluan, kadar optimum abu ampas tebu yang digunakan sebagai bahan stabilisasi adalah 8%. Pencampuran tanah lempung ekspansif dengan 8% abu ampas tebu menghasilkan nilai CBR sebesar 7,69% dan nilai swelling 0,336%. Pengujian data dasar tanah bertujuan mendapatkan jenis dan sifat tanah. Untuk mendapatkan kadar air optimum (OMC) dan berat isi kering maksimum dilakukan proses pemadatan dan digunakan untuk CBR serta swelling. Dari hasil penelitian didapatkan beberapa karakteristik tanah terhadap penambahan bahan aditif yaitu menurunnya nilai specific gravity, nilai indeks plastisitas turun, penurunan nilai Cc, peningkatan berat isi kering, penurunan kadar air optimum (OMC), meningkatnya nilai CBR dan menurunnya nilai Swelling. Kadar bahan campuran abu ampas tebu dan semen yang optimum berada pada prosentase 8% abu ampas tebu dan 6% semen karena menghasilkan nilai CBR unsoaked optimum yaitu sebesar 10,899%. Sedangkan nilai pengembangan (swelling) terkecil berada pada prosentase campuran 8% abu ampas tebu dan 8% semen sebesar 0,2920%.