Pendekatan Six Sigma Untuk Mengurangi Defect Pada Proses Pembuatan Botol Plastik Di Mesin Blow Molding ASB 2000 ml

Main Author: Krismasurya, PaschalisAdhi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/143188/1/UBU_4001_Paschalis_Adhi_K._%28105060700111010%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/143188/
Daftar Isi:
  • Perkembangan pasar bisnis minyak goreng yang terus meningkat secara eksponensial menyebabkan dampak persaingan perusahaan ini semakin tinggi dan tajam, Oleh karena itu sudah seharusnya para pelaku bisnis memperhatikan kualitas produksi untuk lebih bisa bersaing, salah satunya dengan pengendalian kualitas produksi. Untuk mendapatkan kualitas produksi yang dapat bersaing dibutuhkan metode pengendalian kualitas produk yang berkesinambungan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Six Sigma. Pada penelitian ini dilakukan suatu penanganan kualitas produksi menggunakan metode Six Sigma. Terdiri dari fase Define, Measure, Analyze, Improve (DMAI) pada suatu perusahaan yang bergerak dalam industri minyak goreng yaitu PT. X yang terletak di daerah Tanjung Perak, Surabaya. Penelitian ini mengambil fokus terhadap defect dari pembuatan botol 2000 ml. Perbaikan disarankan untuk mengurangi defect berdasarkan nilai RPN (Risk Priority Number) dari FMEA (Failure Mode Effect Analysis). Setelah dilakukan analisa, diketahui bahwa masalah utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah kualitas yang buruk pada proses pembuatan botol plastik 2000 ml. Kualitas yang buruk disebabkan oleh defect runner, defect preform, dan defect cacat botol 2000 ml. Permasalahan ini disebabkan perusahaan belum mempunyai kapabilitas untuk jenis produk botol plastik 2000 ml. Hal ini ditunjukan dengan Nilai DPMO dari jenis defect cacat botol plastik adalah 5541,755 dan nilai sigma sebesar 4, 08. Nilai DPMO dari jenis defect runner adalah 1330, 35 dan nilai sigma sebesar 3, 67. Nilai DPMO dari jenis defect preform adalah 67327, 63 dan nilai sigma sebesar 3. Penyebab utama dari masalah cacat defect runner adalah tidak adanya standar pengecekan mesin, kurangnya kesadaran operator terhadap mesin, dan ada sisa material di injection screw. Penyebab utama dari masalah cacat defect preform adalah kerusakan komponen di Mesin ASB 2000 ml, belum adanya standar untuk strat up mesin, dan kurangnya kesadaran operator terhadap mesin. Penyebab utama dari masalah cacat botol adalah belum adanya standar untuk start up, komponen melebihi batas usia pakai, dan tidak adanya standar pengecekan mesin. Dengan nilai RPN tertinggi 648 untuk kerusakan komponen di mesin ASB 2000 ml. Berdasarkan analisa yang dilakukan didapat kerusakan komponen diakibatkan umur ekonomis mesin yang sudah habis. Maka dilakukan analisa pengganti mesin dengan mesin baru Nissei PF4-1BH. Penggantian mesin dapat menghemat Rp 47.976.795, 7636 per tahun.