Daftar Isi:
  • Jumlah wisatawan yang datang ke kota Malang meningkat tiap tahunnya namun sebagian besar wisatawan lebih memilih mengunjungi pusat perbelanjaan dari pada potensi wisata Malang yang lain, hal ini menyebabkan potensi Malang seperti topeng Malangan yang merupakan salah satu ikon budaya Malang yang keberadaannya patut untuk dilestarikan kurang memiliki kesempatan untuk dikenal oleh wisatawan. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan wadah untuk memperkenalkan dan mengembangkan topeng Malangan, wadah tersebut adalah Galeri topeng Malangan. Ruang utama pada Galeri adalah Ruang Pamer Topeng Malangan yang memerlukan pengolahan desain khusus karena bersentuhan langsung dengan pengunjung. Desain yang baik adalah desain yang memiliki kesatuan dan keselarasan di dalamnya, keselarasan dapat dicapai melalui pengolahan elemen-elemen visual pada desain dan melalui pemilihan, penggunaan, serta penyusunan objek yang didasarkan pada suatu ide yang sama. Menurut beberapa peneliti topeng Malangan, setiap warna, ukiran, ragam hias serta karakter wajah dari tiap tokoh topeng Malangan mempengaruhi watak atau sifat dari setiap tokoh topeng Malangan selain itu sebesar 47,5% penikmat Wayang Topeng Malangan menyatakan bahwa mereka membutuhkan penjelasan mengenai sifat tokoh agar dapat lebih menikmati dan menghayati lakon wayang topeng Malangan. Maka untuk mencapai desain ruang pamer topeng Malangan yang baik serta selaras dengan objek pamer yang ditampungnya dapat dilakukan pengolahan elemen visual ruang pamer topeng Malangan berdasarkan watak atau karakter tokoh topeng Malangan. Untuk mencapai desain ruang pamer topeng Malangan yang baik serta selaras dengan objek pamer yang ditampungnya dilakukan beberapa tahapan, yang pertama adalah tahapan pengumpulan data yang terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari survei lapangan pada tapak perancangan dan pada Sanggar Asmorobangun (salah satu pusat kerajinan topeng Malangan) serta wawancara pada pengrajin serta seniman topeng Malangan. Data sekunder didapatkan dari studi literatur yang meliputi tinjauan umum galeri, tinjauan ruang pamer yang meliputi persyaratan ruang pamer (bertindak sebagai variabel penelitian), tinjauan macam elemen visual (bertindak sebagai variabel penelitian), tinjauan keselarasan, tinjauan topeng Malangan yang di dalamnya mencangkup mengenai sifat tokoh berdasarkan bentukan topeng, dan tinjauan komparasi yang menitik beratkan mengenai persyaratan ruang pamer dan pengolahan elemen visual pada ruang pamer. Tahapan yang kedua adalah tahapan analisis yang meliputi analisis pembentukan tema ruang berdasarkan watak tokoh topeng Malangan yang pada akhirnya menghasilkan enam kelompok ruang (Halusan Putra, Halusan Putri, Gagahan, Punakawan, raksasa, dan Binatang) dengan masing-masing memiliki tema yang berbeda, tema dari tiap kelompok ruang tersebut kemudian menjadi dasar dari analisis tahap selanjutnya yaitu analisis variabel elemen visual (wujud dan bentuk, warna, tekstur, arah, dan proporsi ) dan juga variabel persyaratan ruang pamer (pencahayaan, penghawaan, sirkulasi, dan tata objek), hasil dari analisis pada tahap ini kemudian menjadi konsep desain bagi masing-masing ruang pamer topeng Malangan. Tahapan ketiga adalah perancangan desain Ruang Pamer Topeng Malangan yang bersumber dari konsep desain yang telah didapatkan dari penarikan kesimpulan pada tahapan anlisis. Tahapan terakhir adalah pembahasan hasil rancangan yang didalamnya dilakukan pembahasan sekaligus evaluasi hasil rancangan, apakah rancangan tata interior telah sesuai dengan konsep yang telah didapat dari tahapan sebelumnya. Adanya perbedaan sifat pada tiap-tiap kelompok tokoh topeng Malangan menghasilkan tema ruang yang berbeda sehingga menghasilkan desain ruang pamer topeng Malangan yang berbeda pula pada setiap ruangnya. Kelompok tokoh topeng yang memiliki sifat halus seperti kelompok tokoh Halusan Putra dan Halusan Putri memiliki karakter pengolahan elemen visual yang cenderung lembut seperti menerapkan warna-warna dengan nada warna yang rendah, bentukan-bentukan yang halus, tekstur dari material yang halus, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kelompok tokoh topeng yang memiliki sifat dinamis atau kocak seperti pada kelompok tokoh Punakawan memiliki karakter pengolahan elemen visual yang cenderung dinamis seperti menerapkan warna-warna dalam skema warna yang memilik karakter dinamis, bentukan-bentukan yang menerapkan variasi diagonal, tekstur dari material yang halus, dan lain sebagainya. Dan untuk kelompok tokoh topeng yang memiliki sifat berani seperti pada kelompok tokoh Gagahan, Raksasa, dan Binatang memiliki karakter pengolahan elemen visual yang cenderung merepresentasikan keberanian seperti menerapkan warna-warna merah yang memilik karakter berani, bentukan-bentukan yang berorientasi vertikal, tekstur dari material yang kasar, dan lain sebagainya