Pengaruh Penggunaan Limbah Beton Sebagai Agregat Kasar Pada Campuran Aspal Porus Dengan Tambahan Gilsonite

Main Author: Prawiro, Bangun
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/143037/
Daftar Isi:
  • Limbah beton merupakan limbah hasil penghancuran beton struktur yang diambil dari pembangunan atau renovasi gedung. Limbah beton digunakan sebagai pengganti agregat dalam perkerasan jalan. Perkerasan jalan yang dipilih adalah perkerasan lentur dengan kemampuan meresapkan air ke lapisan permukaan tanah atau aspal porus, karena dinilai cocok dengan kondisi iklim di Indonesia. Aspal porus memiliki nilai stabilitas rendah karena menggunakan campuran dengan sedikit agregat kasar. Oleh karena itu, dilakukan penambahan Gilsonite HMA Modifier Grade pada aspal dengan tujuan dapat menambah nilai stabilitas pada campuran aspal panas. Tujuan dari penelitian yang telah dilakukan adalah untuk mengetahui komposisi optimum limbah beton yang digunakan sebagai agregat kasar pada campuran aspal porus dan kadar aspal aspal optimumnya. Setelah itu dilakukan penelitian tahap selanjutnya untuk mendapatkan pengaruh penambahan Gilsonite terhadap karakteristik Marshall . Perlakuan campuran yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan membuat campuran aspal dengan variasi prosentase proporsi agregat kasar 100/0, 80/20, 60/40, 40/60, 20/80, 0/100 (batupecah/limbah beton) dengan menggunakan aspal pen 60/70. Kemudian campuran dicampur dan dipadatkan pada suhu 140 - 160 0 sesuai standar Bina Marga untuk campuran aspal panas. Setelah itu ditumbuk masing-masing sebanyak 50 kali pada sisi atas dan bawah. Pengujian selanjutnya adalah uji Falling Head sesuai ASTM untuk mengetahui tingkat permeabilitas campuran aspal dan uji Marshall dengan metode sesuai standar Bina Marga. Setelah didapat KAO, maka dilakukan pembuatan benda uji tahap kedua dengan variasi bahan tambah Gilsonite HMA Modifier Grade sebesar 7%, 8%, 9%, dan 10% dari berat aspal. Hasil yang didapat dari penelitian adalah KAO dari masing-masing komposisi limbah beton sebagai agregat kasar pada campuran aspal porus. Kemudian dipilih KAO dengan mempertimbangkan hasil karakteristik Marshall yang terbaik menggunakan metode grafik pita, 3D dan kontur. Dari ketiga metode tersebut didapatkan hasil campuran optimum dengan menggunakan komposisi 0/100 (batu pecah/limbah beton) dan KAO 7,5% untuk dilakukan pembuatan benda uji tahap dua dengan penambahan Gilsonite. Dari pengujian tahap kedua didapatkan hasil kadar Gilsonite optimum yaitu 9% dari berat aspal. Dengan penambahan Gilsonite HMA Modifier Grade , mampu membuat nilai VIM pada campuran aspal porus yang menggunakan limbah beton sebagai agregat kasar menjadi memenuhi syarat yang ditentukan yaitu antara 18-25%. Hal tersebut disebabkan karena penetrasi aspal menurun akibat penambahan Gilsonite. Penambahan Gilsonite tersebut juga meningkatkan nilai stabilitas campuran. Limbah beton sebagai pengganti agregat kasar pada campuran aspal porus juga memberikan pengaruh yang signifikan pada nilai stabilitas, dilihat dari komposis i optimum yang didapat adalah campuran dengan 100% limbah beton sebagai agregat kasar. Namun pada campuran tanpa menggunakan tambahan Gilsonite, VIM yang dihasilkan masih belum mampu memenuhi syarat standar dikarenakan dengan menggunakan aspal pen 60/70, aspal cenderung meresap pada agregat dan mengisi rongga antar agregat pada campuran.