Perancangan Bangunan Industri Terasi di Tuban
Daftar Isi:
- Potensi perikanan Indonesia yang memenangkan pasar MEA dan meraih green ticket berpengaruh terhadap berkembangnya industri pengolahan hasil laut. Kabupaten Tuban merupakan salahsatu daerah pengembangan industrialisasi di Jawa Timur dengan potensi perairan sepanjang 65 km, wilayah lautan sebesar 22.608 km 2 , dan menghasilkan perikanan laut mencapai 10.740,07 ton (BPS Kab. Tuban, 2013). Industri yang berkembang di Tuban adalah industri terasi yang merupakan oleh-oleh khas Tuban. Peluang industri terasi didukung dengan adanya pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Palang dengan berbagai fasilitas seperti Pusat Pendaratan Ikan (PPI), cold storage , dan pasar ikan. Namun, peningkatan industri terasi tidak diimbangi dengan pengolahan limbah maupun penanganan higienis ruang dan pekerja, serta limbah gas berupa polutan bau ammonia dari terasi yang mempengaruhi kualitas udara di dalam ruang produksi maupun di sekitar kawasan industri. Higienis bangunan industri terasi dicapai dengan penggunaan material ruang yang sesuai dengan persyaratan ruang per-proses produksi, standar higienis pengolahan pangan, serta sistem penanganan limbah dan hama. Proses produksi terasi meliputi pencucian, pengeringan, penggilingan, penjemuran, fermentasi, pencetakan, dan pengemasan. Setiap proses mempunyai persyaratan ruang khusus sesuai dengan karakter bahan olahan sehingga berpengaruh pada pemilihan material elemen ruang dan perlengkapan pekerja agar higienis produksi tercapai. Sistem pengangkutan material di dalam ruang produksi menentukan jalur sirkulasi antar ruang dengan adanya area transisi sebagai pengkondisian higienis pekerja dan alat angkut. Keamanan produk dan keselamatan kerja didukung dengan kondisi higienis ruang dan jalur sirkulasi evakuasi yang dirancang pada setiap ruang menggunakan one-lock system . Limbah industri terasi berupa limbah cair pencucian udang rebon basah dan limbah padat berupa kepala udang yang mengandung senyawa penghasil ammonia sebagai limbah gas. Aroma terasi merupakan karakter industri terasi, sedangkan bau terasi merupakan polutan yang berdampak pada menurunnya kualitas udara di lingkungan sekitar kawasan industri. Polutan gas diatasi dengan penggunaan adsorben berupa karbon aktif dan vegetasi peredam bau. Higienis outdoor dapat dilakukan dengan tata letak massa bangunan pada tapak dengan memperkecil jangkauan area basah dan memperbesar radius peredaman polutan bau. Bangunan industri terasi dirancang pada area pantai utara sehingga dapat mengoptimalkan pemanasan matahari pada ruang penjemuran berupa glass house . Selain adanya ruang isolasi khusus untuk proses fermentasi, penunjang higienis juga berupa ruang dekontaminasi, air lock system , ruang kontrol, dan ruang bersih.