Taman Sensori pada Ruang Luar Autism Center di Kota Batu
Main Author: | Haliimah, Mitya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/143013/1/SKRIPSI_MITYA_HALIIMAH_105060500111043_62.pdf http://repository.ub.ac.id/143013/ |
Daftar Isi:
- Tema skripsi diangkat karena jumlah kelahiran anak autis yang semakin pesat setiap tahunnya, termasuk di Kota Batu. Salah satu gangguan yang ada pada individu autis adalah gangguan sistem sensoris yang menyebabkan anak gagal respon dan tidak adaptif terhadap lingkungannya. Beberapa terapi yang dilakukan oleh individu autis dapat membantu sistem sensoris anak autis, namun terapi-terapi tersebut dilakukan di dalam ruangan dan belum banyak memanfaatkan ruang luar. Padahal, menurut beberapa peneliti, ruang luar berpengaruh positif bagi perkembangan anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, serta menurunkan tingkat stress seseorang. Salah satu ruang luar yang dapat dimanfaatkan adalah taman sensori. Taman sensori difokuskan untuk memberi berbagai pengalaman sensoris dan dapat dimanfaatkan untuk belajar-mengajar, terapi, sampai rekreasi. Untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus, taman sensori memberikan manfaat pada kedua murid dan terapis peluang untuk pembelajaran dua arah. Kota Batu, selain memiliki tingkat kelahiran anak autis yang cukup tinggi, memiliki alam yang masih segar dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Maka dari itu, Kota Batu merupakan tempat yang potensial untuk perancangan autism center dengan konsep taman sensori yang masih belum banyak diterapkan di tempat lain Dari teori yang ada, terdapat dua parameter rancangan yaitu, parameter keamanan dan keselamatan, dan parameter terapi. Secara umum, terdapat ‘kriteria perancangan ruang luar’ yang didapatkan dari rangkuman teori-teori di buku maupun jurnal, serta studi komparasi. Kemudian secara khusus, terdapat ‘kriteria perancangan taman sensori’ yang didapat melalui proses analisis, dengan mempertimbangkan karakter-karakter dari anak autis hipersensitif dan hiposensitif yang berbeda. Karena perbedaan karakter antara kedua tipe anak tersebut, maka pemilihan material baik hardscape dan softscape, bentuk fisik, unsur-unsur, dan fitur taman untuk keduanya juga berbeda. Selain perbedaan zonasi, secara visual bentuk taman sensori di antara keduanya juga terpengaruh, yaitu area hiper cenderung terbentuk dari unsur-unsur melingkar/lengkung, sedangkan area hipo terbentuk dari unsur-unsur tegas.