Tata Akustik Ruang Sholat Masjid Desa Berdasarkan Waktu Dengung
Main Author: | Bena, ElsaFitria |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/143012/1/Bab_1.pdf http://repository.ub.ac.id/143012/2/Halaman_awal.pdf http://repository.ub.ac.id/143012/2/bab_2.pdf http://repository.ub.ac.id/143012/3/Cover.pdf http://repository.ub.ac.id/143012/3/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/143012/4/Bab_5.pdf http://repository.ub.ac.id/143012/4/Bab_4.pdf http://repository.ub.ac.id/143012/5/Bab_3.pdf http://repository.ub.ac.id/143012/ |
Daftar Isi:
- Kegiatan di dalam ruang sholat masjid merupakan kegiatan yang membutuhkan kejelasan penyampaian suara, seperti sholat berjamaah, ceramah keagamaan, dan pembacaan ayat suci. Parameter akustika ruang yang berhubungan dengan permasalahan ini adalah waktu dengung (RT). Ruang sholat yang memiliki RT ideal berarti memiliki tingkat kejelasan suara yang ideal. Sebaliknya, ruang sholat yang memiliki RT tinggi berpotensi membentuk dengung berlebihan yang akan mengganggu kejelasan suara. Ketua Dewan Masjid Indonesia mengatakan bahwa kondisi akustik masjid di Indonesia masih 70% buruk. Maka diperlukan kajian untuk mengetahui permasalahan akustik ruang sholat masjid dengan parameter waktu dengung. Jenis masjid yang diteliti adalah jenis masjid desa (jumlah jamaah 100-400 orang) karena jenis masjid ini adalah yang paling banyak berkembang di Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan proses evaluasi secara kuantitatif dan secara kualitatif terhadap enam objek ruang sholat masjid desa yang terdiri dari dua ruang sholat berplafon kubah, dua ruang sholat berplafon tajug, dan dua ruang sholat berplafon datar. Analisis kuantitatif dilakukan dengan metode Rumus Sabine. Permasalahan yang muncul akan diberikan rekomendasi desain sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada dari keenam objek yang memiliki waktu dengung yang sesuai dengan standar. Keseluruhan ruang sholat masjid, baik yang berplafon kubah, tajug, maupun datar memiliki kecenderungan untuk membentuk waktu dengung yang lebih tinggi dari nilai ideal yang dipersyaratkan. Hal ini menunjukkan bahwa keenam ruang sholat masjid akan membentuk dengung berlebihan yang akan mengganggu kejelasan penyampaian suara di dalam ruang. Rekomendasi desain untuk keenam ruang sholat masjid adalah dengan metode penambahan penyerap suara. Permasalahan utama waktu dengung pada ruang sholat masjid, baik yang berplafon kubah, tajug, maupun datar adalah pada penggunaan komposisi material pemantul dan penyerap suara yang tidak sesuai dengan kebutuhan ruang, sehingga rekomendasi desain yang dimunculkan adalah rekomendasi komposisi penggunaan material pemantul-penyerap suara yang sesuai dengan kebutuhan ruang sholat.