Fleksibilitas Interior Unit Hunian Pada Rumah Susun Di Kota Malang
Daftar Isi:
- Indonesia memiliki jumlah penduduk yang tinggi serta terus menerus meningkat dengan pesat setiap tahunnya, hingga saat ini menduduki urutan keempat negara yang terbanyak jumlah penduduknya. Jumlah penduduk yang tinggi ternyata tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia, menurut hasil survey 65% penduduk lebih memilih untuk menempati wilayah urban atau perkotaan, begitupula yang dihadapi oleh Kota Malang sebagai kota berkembang. Hal ini yang mengakibatkan ketidaksebandingan dengan ketersediaan lahan pada wilayah urban, khususnya bagi tuntutan penyediaan lahan hunian sebagai salah satu kebutuhan utama manusia. Untuk itu banyak dibangun hunian vertikal urban, salah satunya berupa rumah susun sebagai usaha penyediaan ruang secara maksimal ditengah ketersediaan area yang terbatas. Namun ternyata hunian vertikal inipun harus menempuh berbagai permasalahan. Kenyamanan tinggal yang minim ditengah keterbatasan ruang merupakan permasalahan krusial pada unit hunian sebagai wadah beraktifitas penghuninya. Fleksibilitas interior pada unit hunian dalam studi kasus di Rumah Susun Sederhana Milik, Kedungkandang Kota Malang ini merupakan salah satu inovasi mengatasi permasalahan tersebut. Fleksibilitas interior merupakan sebuah upaya optimalisasi dan efektifitas ruang ditengah keterbatasan ruang pada unit hunian sebagai wadah beraktifitas penghuninya. Pada kajian ini ditelaah mulai dari kajian umum tentang perancangan rumah susun hingga kajian khusus tentang perancangan unit hunian dan fleksibilitas ruang. Pada kajian khusus dikaji pada standar unit hunian tipe 18,27 dan 36, mulai dari perancangan unit hunian yang ideal bagi penghuninya, sehingga dari kajian ini dapat terlihat kebutuhan ruang ideal serta spesifikasi ruang ideal sesuai kebutuhan beraktifitas bagi penghuni rusunami dengan segala karakteristiknya. Selanjutnya ditelaah pada perancangan fleksibilitas ruang unit hunian sebagai bentuk optimalisasi dan efektifitas ruang. Fleksibilitas ruang dikaji menurut teori Carmona, et al (2003) dengan tiga kriteria aspek temporal dimension. Time cycle and management dimana ruang dikembalikan hakikatnya sebagai wadah beraktifitas yang sifatnya dinamis, dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan rutinitas aktifitas didalamnya. Continuity and stability dimana perubahan ruang masih optimal pada reaksi terhadap lingkungannya yang mempengaruhi kenyamanan penghuninya juga. Serta implemented overtime dimana perubahan ditelaah dalam jangka yang lebih panjang menyangkut kemungkinan pertumbuhan jumlah penghuni serta aspek teknis elemen ruang.