Daftar Isi:
  • Peningkatan laju timbulan sampah perkotaan di Indonesia yang mencapai 2-4% / tahun dan dengan sistem pengelolaan sampah yang masih mengandalkan pola kumpul-angkut-buang mengakibatkan beban pencemaran akan selalu menumpuk di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pemanfaatan kembali sampah untuk mengurangi timbunan sampah di TPA dapat dilakukan dengan berbagai cara , salah satunya dengan pengolahan sebagai bahan bakar Refuse Derived Fuel ( RDF ). Pemerintah Kabupaten Gresik dengan PT Semen Indonesia telah mengadakan kerjasama terkait studi pengelolaan sampah TPA Ngipik sebagai bahan bakar RDF dan uji coba pemanfaatan dalam skala kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan pengolahan sampah sebagai bahan bakar RDF di TPA Ngipik dengan adanya kerjasama antara pemerintah dengan swasta. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis mass balance , analisis benefit cost , dan analisis kerjasama pemerintah-swasta. Hasil Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa potensi reduksi konvensional sebanyak 3,95 ton/hari sedangkan pada pengolahan sampah sebagai RDF mencapai 256 ton/hari. Secara ekonomi pengembangan pengolahan sampah sebagai RDF tersebut dapat memberikan keuntungan dan layak untuk dilaksanakan karena memiliki nilai Pay Back Periode (PBP) 2,1 tahun, nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp3.569.779.881 , nilai Banefit Cost Ratio (BCR) yaitu 1,2 dan nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 41,5% per tahun. Selanjutnya melalui analisis kerjasama pemerintah-swasta diketahui kegatan pengolahan sampah sebagai RDF di TPA Ngipik saat ini termasuk dalam bentuk kerjasama Build, Own, Operate (BOO) dan untuk alternatif bentuk kerjasama yang sesuai pembagian tanggung jawab yang ada adalah bentuk partial privatization dan full privatization .