Rancangan Double Skin Facade Pada Hotel Bisnis Di Pusat Kota Surabaya
Main Author: | Taftazani, Ariono |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/142961/1/BAB_3_Skripsi_Ariono.pdf http://repository.ub.ac.id/142961/2/BAB_5_Skripsi_Ariono.pdf http://repository.ub.ac.id/142961/2/BAB_4_Skripsi_Ariono.pdf http://repository.ub.ac.id/142961/3/Cover_Skripsi_Ariono.pdf http://repository.ub.ac.id/142961/3/BAB_1_Skripsi_Ariono.pdf http://repository.ub.ac.id/142961/4/BAB_2_Skripsi_Ariono.pdf http://repository.ub.ac.id/142961/ |
Daftar Isi:
- Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur yang terletak di Utara Jawa Timur, yang terletak antara 7.210 Lintang Selatan dan 112.540 Bujur Timur. Berdasarkan draft Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Surabaya pada tahun 2015, Unit Pengembangan (UP) IV Dharmahusada Kecamatan Gubeng merupakan daerah permukiman, perdagangan, pendidikan dan kesehatan. Maka, pengembangan di UP IV mengarah kepada hunian vertikal yang lebih efisien dikarenakan lahan yang semakin berkurang dan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di tengah kota. Sebagian besar bangunan tinggi hotel yang ada di Kota Surabaya lebih menggunakan material kaca untuk diterapkan di selubung bangunannya, sehingga terjadi penggunaan beban pendinginan lebih besar yang diterima. Oleh karena itu, perlu adanya perlakuan khusus terhadap desain fasade tanpa menambah beban panas pada bangunan. Penggunaan double skin facade dapat menjadi penghalang radiasi panas matahari sehingga dapat mengurangi beban pendinginan dalam ruangan. Penerapan double skin facade pada perancangan hotel bisnis memiliki beberapa tahapan. Tahapan dimulai dari mencari materi dan aplikasi double skin facade pada bangunan hotel. Tahapan kedua yaitu melakukan evaluasi awal terhadap rancangan fasade hotel yang dikaji dan analisa penerapan double skin facade pada objek studi meliputi jarak dsf, rambatan panas matahari dan pembayangan menggunakan dsf. Tahapan ketiga yaitu melakukan sintesa terhadap karakteristik double skin facade hotel yang dikaji meliputi konsep tampilan dan bentuk dsf, tipe dsf dan pembayangan setelah menggunakan dsf. Tahapan terakhir adalah melakukan perhitungan beban pendinginan yang didapat melalui radiasi matahari yang mengenai single skin facade dan double skin facade. Maka didapatkan perbandingan hasil nilai beban pendinginan dan selisihnya. Dari hasil analisis didapat sintesis yang akan dikembangkan dalam proses perancangan sebagai konsep desain double skin facade yang dapat menurunkan beban pendinginan pada bangunan hotel bisnis.