Daftar Isi:
  • Kota Batu berkembang pesat semenjak menjadi Kota Wisata. Transformasi Kota Batu menjadi kota wisata disambut dengan antusias oleh masyarakat kota Batu dan sekitarnya. Perkembangan kota ditandai dengan meningkatnya jumlah pengunjung baik turis asing maupun turis domestik yang terjadi secara bertahap di setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya industri pariwisata, hal ini memberikan pengaruh kepada kehidupan sosial ekonomi masyarakat kota Batu. Salah satu kawasan yang ikut merasakan perubahan adalah alun-alun Kota Wisata Batu dan adanya Batu Tourism Centre Sebagai wadah bagi para PKL. Keberadaan BTC dinilai kurang mampu menyejahterakan para PKL, sehingga para PKL kembali berjualan di koridor kawasan alun-alun. Hal tersebut membuat kondisi kawasan alun-alun terlihat kumuh. Oleh karena itu muncul isu dan gagasan untuk merancang pusat wisata kuliner yang berada di antara alun-alun dan BTC dengan pemanfaatan ruang terbuka publik. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan metode pengumpulan data, yaitu data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari data yang ada di lapangan, sedangkan data sekunder di ambil dari literatur yang ada. Kemudian dilakukan analisa mengenai PKL di kawasan alun-alun, koridor di kawasan alunalun, karakteristik Kota Batu dan perancangan ruang terbuka publik. Dari hasil analisa tersebut diperoleh hasil analisa yang digunakan sebagai acuan dan konsep untuk merancang pusat wisata kuliner dengan pemanfaatan ruang terbuka publik. Hasil dari analisa dan konsep tersebut dihasilkan desain pusat wisata kuliner dengan pemanfaatan ruang terbuka publik.