Daftar Isi:
  • Dewasa ini, peningkatan produktivitas merupakan perhatian utama dalam berbagai perusahaan, dimana sumber daya manusia merupakan komponen utama dalam menjalankan kegiatan produksi dalam perusahaan. Sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja, sedangkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sendiri masih dilihat sebelah mata oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Banyak perusahaan yang menganggap masalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah masalah ringan yang tidak perlu fokus untuk menerapkan manajemen K3 secara khusus. Padahal dengan menerapkan K3, perusahaan telah memberikan jaminan keselamatan, memberikan rasa aman dari kecelakaan kerja, serta menjamin kesehatan para pekerja atau karyawan. PT. Petrokimia Gresik dipilih sebagai objek penelitian dan juga sebagai contoh, karena merupakan perusahaan berstandar nasional yang menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya berdasarkan undang-undang keselamatan kerja, dan telah memiliki sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Berdasarkan masalah tersebut, Metode statistik yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dibantu dengan program LISREL untuk mengolah data. Ditentukanlah variabel-variabel yang terkait dengan K3 dan produktivitas, yaitu program keselamatan kerja, program kesehatan kerja, faktor kecelakaan kerja, faktor penyakit akibat kerja, dan faktor produktivitas kerja. Kemudian dibuktikanlah hubungan antara variabel-variabel tersebut yaitu hubungan antara program keselamatan kerja terhadap faktor kecelakaan kerja, program kesehatan kerja terhadap faktor penyakit akibat kerja, faktor kecelakaan kerja dan faktor penyakit akibat kerja terhadap faktor produktivitas kerja, serta hubungan program keselamatan kerja dan program kesehatan kerja terhadap faktor produktivitas kerja secara tidak langsung dengan menggunakan kuesioner yang diajukan kepada karyawan-karyawan di pabrik 1 PT. Petrokimia Gresik. Dari kuesioner yang kemudian diolah dengan LISREL, perusahaan-perusahaan lain dapat melihat nilai hubungan antara: Nilai hubungan antara Program Keselamatan kerja terhadap faktor kecelakaan kerja adalah -0,67 dan signifikan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan program keselamatan kerja, maka semakin kecil resiko kecelakaan kerja. Nilai hubungan antara Program Kesehatan kerja terhadap faktor penyakit akibat kerja adalah -0,83 dan signifikan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan program kesehatan kerja, maka semakin kecil resiko penyakit akibat kerja. Nilai hubungan antara Faktor Kecelakaan kerja terhadap faktor produktivitas kerja adalah -0,79 dan signifikan. Nilai ini menunjukkan bahwa dengan meminimalkan angka kecelakaan kerja dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Nilai hubungan antara Faktor Penyakit akibat kerja terhadap faktor produktivitas kerja adalah -0,49 dan signifikan. Nilai ini menunjukkan bahwa dengan meminimalkan angka penyakit akibat kerja dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Nilai hubungan antara Program Keselamatan kerja terhadap faktor produktivitas kerja secara tidak langsung adalah 0,53 dan signifikan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan program keselamatan kerja, maka produktivitas kerja akan semakin meningkat. Nilai hubungan antara Program Kesehatan kerja terhadap faktor produktivitas kerja secara tidak langsung adalah 0,41 dan signifikan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan program kesehatan kerja, maka produktivitas kerja akan semakin meningkat. Selain hasil pengolahan data kuesioner, dalam penelitian ini juga dicantumkan bagaimana pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Petrokimia Gresik, supaya perusahaan-perusahaan lain dapat menjadikan contoh bagaimana perusahaan ini menerapkan K3.