Daftar Isi:
  • Lean manufacturing merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap peniadaan pemborosan atau waste yang terjadi pada perusahaan. PT Kutai Timber Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang penghasil produk plywood sebagai produk utamanya. Pada proses produksi plywood tersebut, masih terdapat beberapa hal yang menambah waktu dan biaya pembuatan sebuah produk namun tidak menambah nilai pada produk tersebut, sehingga dapat dikategorikan sebagai pemborosan atau waste. Waste yang teridentifikasi di perusahaan ini antara lain adanya waiting time, unnecessary inventory, serta product defect. Untuk memudahkan dilakukannya identifikasi dan reduksi waste maka dilakukan pendekatan Lean Manufacturing. Pada penelitian ini menggunakan metode Value Stream Mapping (VSM) untuk pemetaan aliran produksi dan aliran informasi terhadap suatu produk pada tingkat total produksi, serta analisis Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) untuk mengetahui penyebab kegagalan proses yang terjadi di lini produksi. Identifikasi waste diawali dengan penggambaran current state map, lalu dilakukan analisis waste ke dalam kategori 7 waste. Setelah itu dilakukan analisis akar penyebab timbulnya waste menggunakan fishbone diagram, dan analis FMEA untuk mengetahui nilai RPN tertinggi yang selanjutnya akan menjadi prioritas pemberian usulan perbaikan yang tepat dan sesuai dengan masalah dan kondisi di PT Kutai Timber Indonesia. Berdasarkan hasil analisis FMEA, nilai RPN tertinggi pertama adalah waste defect pecah diluar standar yang disebabkan oleh kurang ergonominya alat material handling, RPN tertinggi kedua adalah waste defect core kasar karena kurang tajamnya pisau di mesin rotary, serta RPN tertinggi ke tiga dan ke empat adalah waste waiting time dan unnecessary inventory yang disebabkan oleh kurangnya jumlah mesin dryer. Usulan rekomendasi perbaikan yang diberikan terkait dengan nilai RPN tertinggi pada waste yang teridentifikasi adalah memberikan desain alat material handling yang lebih tepat dan ergonomis, melakukan kegiatan maintenance, serta melakukan penambahan jumlah mesin dryer. Setelah diberikan rekomendasi usulan perbaikan terhadap waste yang ada, maka harapannya dapat meminimasi waste waiting time yang terjadi, meminimasi jumlah antrian (WIP) yang ada, serta dapat meminimasi jumlah product defect yang terjadi sehingga proses produksi lebih efisien, dan lead time produksi pun harapannya juga dapat lebih pendek.