Perencanaan Pemeliharaan Mesin Produksi Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II Pada Mesin Blowing Om (Studi Kasus: PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang)
Main Author: | Bangun, IrawanHarnadi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/142939/1/SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/142939/ |
Daftar Isi:
- PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang adalah perusahaan yang memproduksi benang. Kerusakan mesin merupakan masalah yang sering dihadapi perusahaan. Kerusakan mesin menyebabkan terhambat produksi benang,Untuk mengurangi tingginya downtime tersebut dibutuhkan suatu kebijakan perawatan yang optimal agar mesin dapat beroperasi secara maksimal. Pada penelitian ini menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Penelitian ini dimulai dengan penentuan mesin dan komponen kritis. Selanjutnya melakukan pengolahan data kualitatif dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk menentukan prioritas penangganan dari setiap jenis kerusakan komponen kritis, melakukan pemilihan kebijakan perawatan dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II yang dituangkan pada RCM decision worksheet. Pengujian kesesuaian distribusi data Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR) menggunakan uji Mann. Distribusi TTF diperlukan untuk mengetahui sebaran waktu kerusakan, sedangkan distribusi TTR diperlukan untuk mengetahui sebaran waktu perawatan atau penggantian spare part. Selanjutnya melakukan perhitungan Mean Time to Failure (MTTF), Mean Time to Repair (MTTR), perhitungan interval perawatan, dan total biaya perawatan optimal. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa komponen kritis pada mesin Blowing OM berdasarkan frekuensi kerusakan mesin dan total downtime adalah komponen flat belt dan spike lattice. Hasil analisis interval perawatan adalah permukaan karet flat belt tidak rata sebesar 510 jam, karet flat belt longgar 260 jam, flat belt putus 580 jam, kayu spike lattice patah 620 jam, dan paku spike lattice patah 500 jam. Dari total biaya perawatan optimal diperoleh hasil Permukaan karet flat belt tidak rata sebesar Rp 7.973.519,82, karet flat belt longgar Rp 11.000.673,81, flat belt putus sebesar Rp 14.061.553,06, kayu spike lattice patah sebesar Rp 19.170330,63, dan paku spike lattice patah sebesar 30.880.512,66. Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II dibandingkan dengan total biaya perawatan sebelumnya terjadi penurunan biaya perawatan dalam mesin Blowing OM sebesar 10,27%.