Daftar Isi:
  • Sarana Terapi dapat berfungsi maksimal jika dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan penggunanya melalui pendekatan indera yaitu dengan menciptakan susunan elemen pembentuk ruang yang mampu memberikan pengalaman tersendiri, terutama pada anak autis yang merupakan visual learner. Pada anak autis, terdapat klasifikasi disfungsi sensori yang terdiri dari autis hiper yang merupakan anak autis aktif dan autis hipo yang merupakan anak autis pasif yang memiliki kemampuan menyerap informasi yang berbeda terutama dalam penglihatan. Untuk itu sebaiknya terdapat pembedaan pengelompokan ruang terapi berdasarkan kemampuan dan kebutuhan sensori yang berbeda. Karakteristik anak berdasarkan klasifikasi disfungsi perlu dikaji terlebih dahulu kemudian disimpulkan menjadi kata kunci yang merupakan ciri khas tiap klasifikasi disfungsi sensori yang dikembangkan menjadi tema dan karakter tiap ruang terapi. Kata kunci yang diperlukan untuk tema pada anak hiper adalah relaksasi dimana aspek visual lebih sederhana, mengistirahatkan pandangan dan minim detail sehingga dapat membantu mengurangi kelebihan sensori, kecemasan dan stress atau tantrum pada anak autis hiper. Sedangkan untuk anak hipo, kata kuncinya adalah stimulus dimana aspek visual dapat menarik perhatian dan memicu gerak aktif serta semangat pada anak. Tema dan karakter ruang kemudian dikaji dengan unsur dan prinsip interior yang berdasarkan batasan kajian aspek visual dengan berdasarkan aspek pembentuk pengalaman ruang. Dari unsur dan prinsip desain interior pembentuk pengalaman ruang yang berbeda disesuaikan dengan alur kegiatan, warna dan c