Pengukuran Performansi Proses Inti Supply Chain Operation Reference (SCOR) dengan Pendekatan Perbaikan Lean Sigma (Studi Kasus di PT Gatra Mapan Malang)

Main Author: Saputri, FirdaAstriaOkta
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/142891/1/1._Skripsi_Full.pdf
http://repository.ub.ac.id/142891/
Daftar Isi:
  • Kekuatan rantai pasok sangat penting untuk memenangkan keunggulan bersaing. Supply Chain Management (SCM) yang baik pada rantai pasok perusahaan membuat perusahaan mampu menyajikan produk yang dikehendaki atau sesuai dengan kemauan konsumen akhir, serta dapat memasok barang ke pasar dengan cepat dan tepat waktu sehingga lebih unggul dari para pesaingnya. Peran seluruh elemen dalam rantai pasok sangat penting dalam mencapai kepuasan konsumen akhir. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan konsep SCM adalah PT Gatra Mapan yang bergerak dalam bidang furniture. Namun, perusahaan manufaktur ini masih menemui berbagai permasalahan yang harus dihadapi. Beberapa permasalahan yang dijumpai antara lain berkaitan dengan bahan baku yang cacat, Kurang cepatnya pihak perusahaan dalam menangani kerusakan mesin dan defect product. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, sehingga dilakukan suatu analisis peningkatan performansi supply chain yang dapat mengukur dan menilai kinerja supply chain pada perusahaan manufaktur ini. Penilaian kinerja proses inti PT Gatra Mapan dianalisis berdasarkan model Supply Chain Operations Reference (SCOR). SCOR membagi proses supply chain menjadi 5 proses inti yaitu perencanaan (plan), pengadaan (source), pembuatan (make), pengiriman (deliver), dan pengembalian (return). Penerapan metode SCOR pada SCM menyediakan pengamatan dan pengukuran proses supply chain secara menyeluruh dan terperinci. Titik terlemah perusahaan dari pengukuran SCOR akan dijadikan target perbaikan dengan menggunakan pendekatan Lean Sigma. Lean Sigma dapat diaplikasikan di SCM karena metode ini dapat membantu perusahaan untuk memperbaiki proses bisnis. Lean Sigma akan mengembangkan proyek perbaikan tersebut secara efektif. Metode ini memiliki langkah perbaikan Define, Measure, Analyze, Improve (DMAI) yang terstruktur. Dengan konsep Lean, pemborosan yang terjadi akan dapat diminimalisasi bahkan dieliminasi. Dari analisis yang telah dilakukan, diperoleh KPI yang valid sejumlah 29 KPI yang terdiri dari 4 KPI dari perspektif plan, 7 KPI dari perpektif source, 11 KPI dari perspektif make, 3 KPI dari perspektif deliver, dan 4 KPI dari perspektif return. Hasil scoring dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) diperoleh nilai indeks kinerja total sebesar 6,537. Untuk perhitungan masing-masing KPI dapat diketahui bahwa KPI yang termasuk dalam kategori hijau sebanyak 14 KPI, kategori kuning sebanyak 4 KPI, dan kategori merah sebanyak 11 KPI. Rekomendasi yang diberikan pada KPI yang memiliki nilai merah yaitu perusahaan harus melakukan pertemuan rutin dengan supplier, pemilihan supplier bahan baku yang tepat, pembuatan catatan maintenance rutin, mempercepat waktu pemesanan bahan baku, penambahan alat transportasi, pembuatan list kontrol kualitas pada saat inspeksi, pemberian pelatihan pada karyawan bidang logistik dan produksi.