Daftar Isi:
  • Pengelolaan aset yang ada pada perusahaan merupakan modal dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Mesin memiliki peran penting dalam keberlangsungan aktivitas produksi, namun pada pelaksanaan pemeliharaannya sering ditemui kasus terjadinya downtime pada mesin. Permasalahan ini dapat dianalisis dengan pengukuran kinerja pemeliharaan. Pengukuran kinerja pemeliharaan difokuskan pada mesin yang mempunyai downtime paling tinggi yaitu mesin KM05. Pengukuran kinerja dilakukan secara menyeluruh untuk mengetahui indikator paling signifikan terhadap efektivitas sistem pemeliharaan. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kinerja terhadap sistem pemeliharaan menggunakan metode overall measure of maintenance performance. Terdapat tiga perspektif yang digunakan, yaitu perspektif maintenance administration yang memiliki tiga dimensi, perspektif maintenance effectiveness yang memiliki dua dimensi, dan perspektif maintenance cost yang memiliki dua dimensi. Setelah itu dilakukan pembobotan KPI (Key Performance Indicator). Data dikumpulkan dalam bentuk kuesioner dan proses pengolahannya menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode Objective Matrix (OMAX) digunakan untuk mengkonsolidasi metrik tersebut menjadi ukuran tunggal dan direpresentasikan melalui traffic light system. Hasil menunjukkan bahwa penilaian kinerja pemeliharaan PT.Essentra memperoleh nilai index total sebesar 4,441. Dari ketiga perspektif, perspektif maintenance effectiveness berada pada kategori merah. Dalam perspektif ini dimensi yang berada pada kategori merah adalah dimensi plant performance. Dan dalam dimensi plant performance, KPI yang berada pada kategori merah adalah KPI length of running dengan nilai 1,20. Dapat disimpulkan bahwa KPI length of running merupakan indikator yang memiliki kinerja paling rendah dalam sistem pemeliharaan dimana KPI ini memiliki nilai terhadap dimensi sebesar 1,03. KPI ini memiliki bobot terhadap dimensi sebesar 0,857 dan bobot terhadap overall measure of maintenance performance yaitu sebesar 0,460. Ada 3 rekomendasi perbaikan yaitu dengan cara memperbaiki penjadwalan dalam pengurutan pekerjaan (job sequencing), menggunakan model sistem pengendalian persediaan model Always Better Control (ABC) Inventory, melakukan penambahan tugas kepada machine owner atau penambahan jumlah teknisi pada departemen engineering.