Pengembangan Algoritma Heuristik Berbasis Earliest Due Date dan Minimum Slack Time untuk Penjadwalan 3-Stage HFFS/SDST”
Daftar Isi:
- Selama ini PT. Tlogomas E.P.I menggunakan pendekatan FCFS dan EDD sebagai acuan dalam menentukan prioritas job dan menyusun jadwal produksi. Namun dalam pelaksanaannya, PT. Tlogomas E.P.I lebih sering mengandalkan kemampuan manajerial dari supervisor, sehingga jadwal produksi menjadi bersifat tentatif dan tidak menentu. Selain itu jadwal produksi masih dirasa kurang efektif, karena proses produksi PT. Tlogomas E.P.I masih sering mengalami overlap job yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai risiko, termasuk risiko terjadinya keterlambatan (lateness). Berdasarkan data rencana dan realisasi produksi periode Januari 2014, dapat diketahui bahwa PT. Tlogomas E.P.I sering mengalami lateness (+) dan lateness (-), dengan masing-masing total lateness sebesar 17 hari dan 18 hari. Selain itu, overlap job yang terjadi juga meningkatkan rata-rata waktu job berada dalam sistem (mean flow time) sebesar 13.5 hari. Sebenarnya PT. Tlogomas E.P.I telah memiliki cara tersendiri untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan penyelesaian job, yaitu dengan menambah jam lembur sewaktu waktu dan melakukan penyisipan job ketika ada sejumlah job yang telah mendekati due date. Namun cara tersebut mengakibatkan sering terjadi set up ulang dan peningkatan biaya produksi secara signifikan. Sehingga untuk menyelesaikan permasalahan terebut, maka dalam penelitian ini akan dikembangkan dua model algoritma penjadwalan produksi yang diharapkan dapat menjadi alternatif metode yang kompetitif untuk menyelesaikan permasalahan optimasi multi tujuan yang lebih nyata dan dapat diimplementasikan langsung pada PT. Tlogomas E.P.I. Dalam penelitian ini akan dikembangkan dua model algoritma heuristik berbasis EDD dan MST. Model algoritma 1 adalah algoritma heuristik berbasis EDD yang dimodifikasi dan diintegrasikan dengan konsep algoritma LPT. Sedangkan model algoritma 2 adalah algoritma heuristik berbasis MST yang kemudian juga akan diintegrasikan dengan dengan konsep algoritma LPT. Proses penjadwalan dilakukan dengan pendekatan maju (forward approach) yang dimulai dari titik waktu ke nol. Pemilihan posisi didasarkan pada kriteria tertentu dengan memperhatikan terpenuhinya semua urutan proses (routing) dan hubungan proses pendahulu (precedence) yang ada diantara setiap operasi. Selain itu, urutan operasi job juga akan dipertimbangkan dalam menentukan waktu setup pada tahap operasi pertama (SDST). Tiga ukuran optimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah minimasi mean flow time, total earliness time, dan total tardiness time yang dicapai secara simultan. Dari hasil pengujian dan analisis disimpulkan bahwa kedua model algoritma yang telah dikembangkan sesuai dan dapat diimplementasikan pada sistem produksi PT. Tlogomas E.P.I. Selain, juga dapat disimpulkan bahwa model algoritma yang paling mendekati optimal untuk periode produksi Januari 2014 adalah model algoritma 1 (dengan pendekatan earliest due date) dengan mean flow time, total earliness time dan total tardiness time masing-masing sebesar (12.81, -12.23, 4.31) dengan skor risiko sebesar 31.