Pengukuran Kinerja Supply Chain Berdasarkan Proses Inti Pada Supply Chain Operation Reference (SCOR)

Main Author: Maulidiya, NurusShubuhi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/142830/7/SKRIPSI_LENGKAP.pdf
http://repository.ub.ac.id/142830/
Daftar Isi:
  • PT Arthawenasakti Gemilang merupakan salah satu perusahaan kaleng di kota Malang. Perusahaan ini telah menerapkan konsep supply chain management (SCM) untuk mengatur aliran material mulai dari pasokan bahan baku oleh supplier sampai produk jadi ke tangan konsumen. Selama menerapkan konsep SCM, perusahaan mengalami permasalahan salah satunya adalah berkaitan dengan ketidaksesuaian perencanaan produksi dengan output yang dihasilkan sehingga dapat mempengaruhi performansi supply chain perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang dapat diterapkan dalam pengukuran kinerja supply chain untuk mengetahui sejauh mana performansi supply chain perusahaan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengukur performansi supply chain adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR). SCOR merupakan suatu model acuan proses untuk operasi supply chain yang terbagi menjadi 3 level proses. Pada level 1 dinamakan dengan Top level (tipe proses) mendefinisikan cakupan untuk lima proses manajemen inti model SCOR, yaitu plan, source, make, deliver, dan return dalam supply chain perusahaan dan bagaimana kinerja mereka terukur, dimana setiap lima proses inti tersebut memiliki dua dimensi yaitu dimensi reliability dan responsiveness yang disesuaikan dengan kondisi dan tujuan perusahaan. Level 2 dari SCOR adalah configuration level (kategori proses), yang mendefinisikan bentuk dari perencanaan dan pelaksanaan proses berdasarkan lima proses inti. Dan level 3 disebut dengan process element level (proses penguraian), yaitu mendefinisikan proses bisnis untuk melakukan identifikasi Key Performance Indicator (KPI). Pada best practice berguna untuk menggambarkan metode terbaik atau praktik inovatif yang berkontribusi untuk peningkatan kinerja suatu organisasi, yang biasanya diakui sebagai yang terbaik oleh organisasi sejenis. Selanjutnya dilakukan perhitungan scoring system menggunakan Objective Matrix (OMAX) dan analisa Traffic Light System. Dari pengukuran tersebut dapat diberikan rekomendasi perbaikan untuk indikator kinerja perusahaan yang masih dibawah target. Untuk nilai pencapaian performansi supply chain perusahaan secara keseluruhan adalah sebesar 7,48 yang berarti bahwa performansi supply chain perusahaan belum mencapai target karena berada pada kategori kuning Traffic Light System. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 KPI berada pada kategori merah, 11 KPI berada pada kategori kuning dan 18 KPI berada pada kategori hijau. Indikator kinerja yang perlu segera mendapat prioritas perbaikan adalah indikator yang berada dalam kategori merah, yaitu persentase tingkat penyimpangan permintaan aktual dengan jumlah perencanaan produksi dengan nilai 3,34 dan efektifitas waktu pengecekan mesin secara berkala dengan nilai 3,38. Rekomendasi perbaikan yang dapat diusulkan adalah pemenuhan pada buffer stock yang dapat memenuhi permintaan yang bersifat fluktuatif dan melakukan pengecekan mesin secara teratur sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.