Daftar Isi:
  • PT Arthawenasakti Gemilang merupakan perusahaan manufaktur kaleng yang berlokasi di Karangploso, Malang. Diantara keseluruhan proses pembuatan kaleng, proses assembly pada line 20 memiliki jumlah waktu kerusakan yang tinggi terutama pada mesin welding. Upaya pengurangan jumlah waktu kerusakan mesin dapat dilakukan dengan menggunakan konsep Total Productive Maintenance. Total Productive Maintenance adalah suatu konsep pemeliharaan yang melibatkan seluruh pekerja yang bertujuan mencapai efektivitas pada seluruh sistem produksi melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan (Suzaki, 2011). Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi efektivitas mesin dengan menghitung nilai Overall Equipment Effectivitas (OEE) dari mesin welding. Tahap kedua adalah mengidentifikasi losses berdasarkan six big losses untuk mengetahui time losses terbesar yang mempengaruhi efektivitas mesin welding. Setelah diketahui losses terbesar yang terjadi, langkah selanjutnya adalah membuat diagram Fault Tree Analysis untuk mengetahui akar penyebab terjadinya kerusakan dari mesin welding. Setelah itu dilakukan perhitungan probabilitas kegagalan untuk mengetahui komponen yang memiliki frekuensi terjadinya kegagalan paling tinggi. Tahap terakhir adalah pemberian rekomendasi perbaikan berdasarkan delapan pilar TPM untuk komponen yang memiliki probabilitas kegagalan tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui mesin welding memiliki rata-rata nilai OEE sebesar 80,46%. Nilai itu masih dibawah standar World Class OEE yang bernilai 85,00% sehingga menunjukkan bahwa perlu dilakukan evaluasi untuk meningkatkan efektivitas mesin welding. Kemudian hasil identifikasi six big losses menunjukkan bahwa losses yang terbesar adalah reduced speed losses dan breakdown losses. Kedua losses tersebut disebabkan karena terjadinya kegagalan mesin. Penggambaran diagram Fault Tree Analysis menunjukkan kegagalan mesin welding disebabkan oleh empat komponen utama yaitu feeder, sheet transporter, conveyor chain, dan current. Berdasarkan perhitungan probabilitas kegagalan diketahui can body transporter merupakan komponen yang memiliki probabilitas kegagalan tertinggi. Usulan rekomendasi perbaikan yang diberikan untuk mengurangi breakdown losses berdasarkan delapan pilar TPM yaitu melakukan pengecekan setting komponen secara keseluruhan sebelum memulai proses produksi, melakukan pembersihan roller setiap pergantian shift, melakukan pengecekan komponen setiap satu bulan sekali, memberikan pelumas secara berkala pada chain, spring, bearing, dan roller, memberikan pelatihan singkat kepada operator, membuat Standart Operasional Procedure proses pengecekan mesin serta membuat lembar pengecekan harian dan bulanan untuk mencatat dan memantau kondisi mesin.