Daftar Isi:
  • PT. Samator Gas Gresik merupakan salah satu perusahaan gas industri yang memproduksi gas-gas seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida, argon, dan hidrogen. PT. Samator Gas Gresik mendistribusikan produknya ke beberapa kota di Jawa Timur. Distribusi yang sudah ada dilakukan dengan menetapkan satu kendaraan yang menyalurkan produk untuk setiap pelanggan. Ini berarti bahwa jika perusahaan memiliki enam pelanggan maka enam kendaraan akan ditugaskan. Rute distribusi juga ditentukan oleh pengemudi secara subjektif tanpa mempertimbangkan rute yang terbaik untuk pergi ke tempat pelanggan. Kondisi ini mengindikasikan perlunya mengalokasikan muatan dan menentukan rute distribusi tabung gas agar lebih efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk merancang, menganalisa dan membandingkan rute distribusi yang ada dengan rute yang dihasilkan dari hasil algoritma genetika dalam hal efektivitas dan efisiensi. Penelitian ini mengalokasikan muatan dan memilih kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan tabung gas. Kemudian, Algoritma Genetika digunakan untuk menentukan rute terbaik dengan menetapkan parameter algoritma genetika. Tahapan yang dilakukan di Algoritma Genetika adalah pembentukan kromosom menggunakan bilangan real, inisialisasi populasi, perhitungan nilai fitness dengan menghitung jarak tempuh dari setiap rute yang dihasilkan dari inisialisasi populasi, seleksi dengan menggunakan seleksi roulette wheel, crossover dengan Pc = 0,4 dan mutasi dengan Pm = 1/n (dimana n adalah jumlah gen dalam kromosom). Algoritma Genetika dijalankan dengan menggunakan Delphi 2010. Ini menghasilkan rute distribusi, dimana kendaraan ditugaskan untuk menyalurkan tabung gas untuk banyak pelanggan secara bersamaan. Dari rute distribusi dapat diketahui jarak tempuh. Jarak tempuh ini kemudian dikalikan dengan biaya bahan bakar kendaraan. Biaya distribusi dapat diketahui dengan menambahkan total biaya bahan bakar dengan biaya jalan tol dan uang makan sopir dan kernet. Dalam studi ini, algoritma genetika digunakan untuk menghasilkan rute dan menghitung biaya selama 25 hari dengan perbedaan jumlah permintaan dan tujuan. Hasil menunjukkan bahwa rute distribusi yang diperoleh dengan algoritma genetika memiliki rute yang berbeda dari rute distribusi yang telah ada. Dengan menggunakan algoritma genetika, total jarak tempuh mengalami penurunan sebesar 8034,6 kilometer atau 60,87% dan total biaya distribusi mengalami penurunan sebesar Rp 19.227.100 atau sebesar 70,27 %. Hal ini terbukti bahwa algoritma genetika mampu menghemat jarak tempuh dan biaya distribusi.