Studi Analisis Modifikasi Batang Tegak Lurus Dan Sambungan Buhul Terhadap Lendutan, Tegangan Pelat Buhul Dan Kebutuhan Material Pada Jembatan Rangka Baja Australia Kelas A
Daftar Isi:
- Jembatan rangka baja Australia kelas A mempunyai bentuk konfigurasi jembatan warren dengan ciri khas elemen diagonal tanpa elemen vertikal. Jembatan ini dimodifikasi dengan menambahkan batang tegak lurus dan memodelkan sambungan buhul dengan batang yang bertemu pada satu titik. Pada studi ini dilakukan analisis modifikasi batang tegak lurus dan sambungan buhul terhadap lendutan, tegangan pelat buhul dan kebutuhan material pada jembatan rangka baja Australia kelas A. Pada studi ini model jembatan yang dipakai adalah jembatan rangka baja Australia kelas A dengan bentang 40 m, 50 m dan 60 m. Analisis dilakukan dengan menggunakan software STAAD Pro V8i dengan pemodelan sambungan semi rigid dengan kapasitas tahanan momen sebesar 20% momen jepit. Lendutan jembatan dianalisis dengan dua metodeyaitu metode kerja virtual dan analisis menggunakan software STAAD Pro V8idengan pemodelan pembebanan menyeluruh dan beban berjalan. Untuk modifikasi sambungan buhul, dilakukan peninjauan pada jembatan bentang 60 m di titik buhul dengan gaya terbesar. Analisis terhadap tegangan pelat buhul dilakukan dengan FEM (Finite Elemen Method) menggunakan software SAP2000. Hasil analisis tegangan pelat buhul ini berupa contour stress pelat buhul.Setelah itu dilakukan perbandingan kebutuhan material pada jembatan rangka baja Australia kelas A dengan jembatan rangka baja Australia kelas A modifikasi batang tegak lurus agar diketahui material baja yang dibutuhkan untuk mengurangi lendutan. Penambahan batang tegak lurus mempunyai pengaruh lebih besar dalam hal mengurangi lendutan jembatan pada bentang pendek dari pada bentang panjang. Dari hasil analisis didapatkan selisih lendutan antara jembatan modifikasi dan jembatan eksisting yaitu pada bentang 40 m didapatkan sebesar 0,1698%, bentang 50 m sebesar 0,1213% dan bentang 60 m sebesar 0,0755%. Modifikasi buhul dengan mempertemukan batang-batang pada satu titik berpengaruh pada persebaran tegangan pada pelat penyambung. Kondisi pelat eksisting mengalami tegangan yang lebih besar pada beberapa titik sekitar baut dari pada pelat kondisi ideal (modifikasi). Penambahan batang tegak lurus pada jembatan rangka baja Australia kelas A pada bentang 40 m membutuhkan tambahan material baja seberat 1762,5861 kg dan dapat mengurangi lendutan sebesar 0,1698%. Pada bentang 50 m dibutuhkan tambahan material baja seberat 2203,2326 kg dan dapat mengurangi lendutan sebesar 0,1213%, sedangkan pada bentang 60 m dibutuhkan tambahan material seberat 2643,8791 kg dan dapat mengurangi lendutan sebesar 0,0755%. Sehingga dari segi kebutuhan material baja dan selisih lendutan, penambahan batang tegak lurus untuk mengurangi lendutan lebih cocok diterapkan pada jembatan dengan bentang yang pendek.