Daftar Isi:
  • Alat untuk evaluasi lebar cacat retak beton selama ini adalah penggaris, jangka sorong, atau microcrack detector. Alat-alat tersebut digunakan secara manual, yaitu dengan mengukur langsung lebar retak di lapangan dan membaca hasil pengukuran. Namun selayaknya alat yang digunakan secara manual, banyak ditemukan kekurangan untuk kedua alat tersebut. Seiring perkembangan teknologi telah ditemukan alternatif pengukuran lain untuk retak beton yaitu scanning image analysis, menggunakan portable scanner. Hasil pengukuran dengan portable scanner akan dibandingkan dengan jangka sorong dan microcrack detector dalam tiga posisi yaitu dengan retak di permukaan atas (posisi A), permukaan bawah (posisi B), dan samping (posisi S). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi posisi pemindaian menggunakan portable scanner terhadap lebar retak dan mengetahui tingkat akurasi hasil pembacaan portable scanner dibandingkan dengan microcrack detector dan jangka sorong pada pengukuran lebar retak permukaan beton. Berdasarkan uji hipotesa analisa statistik dengan uji F satu arah pada setiap posisi A, posisi B, dan posisi S menggunakan portable scanner diperoleh Ftabel 3,402 > Fhitung 0,2971. Begitupun dengan uji F pada masing-masing posisi dibandingkan dengan jangka sorong dan microcrack detector, Ftabel 3,402 > Fhitung posisi A 0,758, posisi S 0,148, dan B 0,263. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa variasi posisi pemindaian tidak mempengaruhi hasi pengukuran lebar retak. Uji kesalahan relatif pada masing-masing posisi pemindaian menggunakan portable scanner dibandingkan dengan microcrack detector dan jangka sorong tidak terdapat kesalahan relatif (KR) melebihi 5% sehingga akurasi masih dalam batas toleransi.