Daftar Isi:
  • Tol Sidoarjo-Surabaya sudah dioperasikan sejak tahun 1986. Jalan tol Sidoarjo-Surabaya merupakan prasarana penunjang sebagai pengintegrasi Kota Surabaya dan Sidoarjo sebagaimana yang difungsikan sebagai kota peyangga seperti pada kawasan strategis Jawa Timur, yaitu Gerbang Kertosusila. Penyelenggaraan jalan tol tersebut tak lepas dari tujuan yang salah satunya meningkatkan pemerataan hasil pembangunan. Peningkatan pembangungan tersebut dapat dilihat dari perkembangan lahan terbangun yang ada di sekitar kawasan pintu tol Sidoarjo. Dilatarbelakangi peningkatan lahan terbangun yang sangat tinggi yang menyebabkan beberapa kelurahan di wilayah studi memiliki RTH kurang dari 30%, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk dapat memberikan rekomendasi penggunaan lahan di sekitar kawasan pintu tol Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan analisis klasifikasi unsupervised untuk mengetahui luas lahan terbangun di kelurahan-kelurahan yang berada di dekat titik pintu tol Sidoarjo dari tahun 1994 hingga 2014 dan menggunakan regresi data panel untuk mengetahui pengaruh waktu tempuh menuju pintu tol dan jarak tempuh menuju pintu sebagai variabel bebas secara time-series dari tahun 1994 hingga 2014. Dari hasil klasifikasi unsupervised, diketahui terjadi peningkatan lahan terbangun sebesar 322.04 hektar pada wilayah penelitian dan dari uji regresi diketahui bahwa adanya tol Sidoarjo-Surabaya turut berkontribusi terhadap rasio lahan terbangun di sekitar pintu tol sebesar 40%. Dengan persentase tersebut, diprediksi bahwa pada kelurahan-kelurahan di sekitar pintu tol tidak mampu lagi untuk menampung kebutuhan lahan pada tahun 2019, sehingga diperlukan arahan manajemen penggunaan lahan terbangun dengan berupa konsep Joint public-private real estate development mengingat kontribusi lahan perumahan yang cukup besar pada perkembangan lahan di wilayah penelitian.