Pengaruh Lama Waktu Curing Terhadap Nilai CBR Dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Campuran 6% Abu Sekam Padi

Main Author: Saputra, FerdianBudi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/142695/1/FERDIAN_BUDI_SAPUTRA.pdf
http://repository.ub.ac.id/142695/
Daftar Isi:
  • Tanah lempung ekspansif tersebar hampir 20% tanah di Pulau Jawa. Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegor, Jawa Timur merupakan salah satu wilayah yang sebagian besar tanahnya merupakan lempung ekspansif. Tanah ini memiliki keunikan dapat mengembang dan menyusut apabila terjadi perubahan kadar air di dalamnya. Kunikkan tanah ini dapat berakibat burukuntuk bangunan atau struktur yang ada di atasnya. Dengan potensi kembang susut yang tinggi dapat merusak struktur yang ada di atasnya. Akibat sifatnya merugikan diperlukan stabilisasi untuk mengurangi potensi kembang susutnya yang besar itu yang salah satu caranya dengan mencampur zat aditif. Zat aditif yang dipakai adalah abu sekam padi untuk menstabilisasi tanah lempung ekspansif di Bojonegoro yang memiliki tingkat ekspansivitas sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan agar mengetahui seberapa berpengaruhkan abu sekam padi pada daya dukung dan pengembangan tanah kempung ekspansif. Abu sekam padi dicampurkan pada tanah lempung ekspansif dengan beberapa kadar, yaitu 5%, 6%, dan 6,5%. Dengan hasil untuk campuran 5% abu sekam padi CBR unsoaked 4,27%, CBR soaked 3,22%, dan swelling 1,38%. Campuran 6% abu sekam padi dengan CBR unsoaked 5,46%, CBR soaked 3,31%, dan swelling 2,46%. Sedangkan campuran 6,5% abu sekam padi dengan CBR unsoaked 5,27%, CBR soaked 3,22%, dan swelling 2,66%. Berdasarkan hasil penetian, diambil campuran 6% abu sekam padi untuk dicuring. Peneltian ini akan menganalisis adakah pengaruh curing agar tanah lempung ekspansif. Curing dilakukan dalam waktu 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Pada curing 7 hari menghasilkan CBR unsoaked 12,43%, CBR soaked 1,45%, dan swelling 3,49%. Pada 14 hari menghasilkan CBR unsoaked 13,47%, CBR soaked 2,71%, dan swelling 3,04%. Terakhir, untuk curing 28 hari CBR unsoaked 14,13%, CBR soaked 3,14%, dan swelling 2,94%. Untuk CBR unsoaked, terjadi peningkatan stabilitas tanah lempung ekspansif Bojonegoro ini, namun pada CBR soaked dan swelling terjadi penurunan stabilitas pada curing hari ke-7 lalu membaik tingkat stabilitasnya pada hari ke-14 dan ke-28. Turunnya stabilitas ini disebabkan metode curing yang kurang baik sehingga terjadi penurunan kadar air dalam tanah dan menyebabkan proses sementasi tidak maksimal. Agar mengurangi resiko penurunan tingkat stabilitas, sebaiknya ditambahkan dengan zat aditif lain seperti kapur, semen, atau fly ash. Diharapkan dengan menambahkan zat aditif lain yang dicampur dengan abu sekam padi semakin memperkuat reaksi sementasi yang terjadi, sehingga daya dukung akan meningkat dan tingkat swelling akan menurun pada tanah lempung ekspansif di Bojonegoro ini.