Perencanaan Persediaan Bahan Baku Herbisida Menggunakan Metode Silver Meal Dengan Memperhatikan Kapasitas Gudang (Studi Kasus di PT Petrokimia Kayaku, Gresik)
Daftar Isi:
- PT Petrokimia Kayaku merupakan perusahaan yang memproduksi pestisida, produk hayati dan bahan kimia pertanian lainnya. Saat ini, proses produksi pada perusahaan sering mengalami ketidaktepatan waktu produksi. Produk yang mendominasi ketidaktepatan tersebut adalah produk jenis herbisida yaitu Saturn-D6G yang digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, gulma berdaun sempit dan teki di pertanaman padi sawah dan padi tabela. Salah satu penyebabnya adalah bahan baku yang datang terlambat. Keterlambatan ini terjadi karena supplier bahan baku utama tidak memiliki subsitusi atau tidak dapat digantikan serta berada di luar negeri sehingga terdapat perbedaan kondisi alam dan transportasi antara supplier dengan perusahaan yang tidak dapat dihindari. Selain itu, penyebab lain ketidaktepatan tersebut adalah permintaan produk yang mengandung pola data musiman karena permintaannya masih dipengaruhi oleh musim penghujan dan kemarau. Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan maka perlu dilakukan perencanaan persediaan bahan baku untuk mengurangi ketidaktepatan waktu produksi di perusahaan. Pada penelitian ini, untuk mengurangi ketidaktepatan tersebut akan dilakukan perencanaan persediaan bahan baku produk Saturn-D6G menggunakan metode Silver Meal dengan memperhatikan kapasitas gudang. Langkah awal yang dilakukan adalah meramalkan permintaan produk untuk 12 periode ke depan menggunakan metode Dekomposisi dan Winter’s Exponential Smoothing karena pola data musiman. Kemudian dilakukan perbandingan nilai error terkecil antara kedua metode peramalan tersebut. Hasil yang didapatkan adalah nilai error terkecil terletak pada metode Dekomposisi, kemudian disesuaikan dengan kebijakan perusahaan dan digunakan untuk membuat Master Production Schedule (MPS). Data dari MPS tersebut digunakan untuk menghitung safety stock serta membuat Material Requirement Planning (MRP) produk. Setelah itu, data dari MRP produk digunakan untuk menghitung kebutuhan kotor, lot sizing, dan MRP bahan baku. Teknik lot sizing yang digunakan dalam penelitian ini adalah Silver Meal yang disesuaikan dengan kapasitas gudang untuk menghindari overstock pada gudang bahan baku. Langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan analisis biaya untuk mengetahui biaya yang akan dikeluarkan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Silver Meal dengan memperhatikan kapasitas gudang dapat menghasilkan 9 kali pemesanan bahan baku dengan safety stock bahan aktif 1 sebesar 1.798 kg, bahan aktif 2 sebesar 3.680 kg, bahan pembawa sebesar 77.210 kg, bahan pewarna sebesar 17 kg, dan bahan pembantu sebesar 2.095 kg serta biaya yang akan dikeluarkan yaitu Rp 238.652.800,00. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa metode Silver Meal dan perhitungan safety stock dapat dijadikan usulan untuk lot size pengadaan bahan baku di perusahaan karena perusahaan dapat mengurangi keterlambatan produksi sampai satu minggu tanpa adanya kelebihan kapasitas gudang serta melakukan penghematan biaya sampai 21,82% setiap satu tahun