Daftar Isi:
  • Indonesia terletak di wilayah geografis yang menjadikannya rentan terhadap perubahan iklim yang disebabkan oleh ENSO atauEl Nino Southern Oscilation. Perubahan iklimjelasberakibatpadakeadaanklimatologikhususnyacurahhujan. Keadaan tersebut juga berakibat pada ketersediaan air bersih dan juga suplai air untuk pertanian di DAS Widas.MenurutBadanPenanggulanganBencana Daerah (BPBD) KabupatenNganjuk, terdapatkejadiankekeringan di beberapadaerah. Tercatat 10 desa yang mengalamikekeringan yang berdampakpadakurangnyapasokan air bersihuntuk 2964 kepalakeluargaatau 10343 jiwa. Olehkarenaitudiperlukansuatuperhitungan yang dapat menganalisa kondisi kekeringan di DAS Widas dan juga mengetahui kaitannya dengan fenomena ENSO agar dapat dilakukan tindakan antisipasi. Metode yang digunakan adalah metode Desil yang dinilai sangat sederhana dan mudah untuk diterapkan. Metodeinihanyamenggunakan data hidrologiberupa data curahhujandalammenganalisa status kekeringan.Metodeini akan menghasilkan klasifikasi kelas kekeringan pada stasiun pengamatan yang nantinya dapat digunakan untuk mengetahui kekeringan disekitarnya. Dengan 19 tahun pengamatan (1994-2012), persentase kejadian kekeringan pada periode 1 bulanan di bulan Januari keadaan curah hujan dibawah normal (kering) di semua stasiun hujan adalah 31,58% kejadian, Februari 31,58% - 36,84%, Maret 31,58% - 36,85%, April 31,58%, Mei 31,58%-36,85%, Juni 36,84% - 57,90%, Juli 57,89% - 89,47%, Agustus 68,42% - 89,50%, September 84,21% - 89,47%, Oktober 31,58% - 57,89%, November 31,58% dan Desember 31,58%. Pada periode 3 bulanan DJF (Desember, Januari, Februari) 31,58% - 33,33%, MAM (Maret, April, Mei) 63,16% - 94,74% , JJA (Juni, Juli, Agustus) 100% dan SON (September, Oktober, November) 89,47%- 100%. Pada Periode 6 bulanan SONDJF (September, Oktober, November, Desember, Januari, Februari) 27,78% - 33,33% dan MAMJJA (Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus) 78,95% - 100% sedangkan pada periode 12 bulan adalah 31,58% kejadian.Nganjuk, Jatikalen, Rejoso, Pace,Ngluyu, Bagor, Berbek dan wilangan adalah daerah dengan curah hujan terkecil dibandingkan daerah yang lain. Hasil Analisa jika dikaitkan dengan kejadian El Nino mengindikasikan adanya kemiripan tren kejadian kekeringan pada stasiun pengamatan dengan kejadian El Nino . kejadian El Nino terparah terjadi pada tahun 1997, pada tahun tersebut semua stasiun pengamatan menunjukkan adanya kekeringan. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh El Nino terhadap curah hujan yang turun.