Model Pengembangan Usaha Sapi Potong Dengan Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga Di Kabupaten Jember
Main Author: | Wahyono, Nanang Dwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/1426/1/NANANG%20DWI%20WAHYONO.pdf http://repository.ub.ac.id/1426/ |
Daftar Isi:
- Manajemen usaha peternakan rakyat yang ada di Kabupaten Jember tergantung pada ketersediaan sumberdaya, kondisi biofisik lingkungan dan budaya masyarakat, keterbatasan sumberdaya yang dimiliki petani akan berpengaruh terhadap sistem produksi ternak secara tradisional. Keadaan yang demikian merupakan suatu masalah yang kompleks dalam pengembangan usaha sapi potong, oleh karena itu keberhasilan pengembangan usaha peternakan sapi potong sangat beragam dari petani suatu daerah dengan petani didaerah lainya. Kejadian ini mengidentifikasikan bahwa sumberdaya yang dimiliki petani akan berpengaruh pada produksi ternak sapi potong. Melihat permasalahan yang kompleks dalam usaha ternak sapi, maka bagaimana petani harus mengambil keputusan untuk mengalokasikan keterbatasan sumberdaya tersebut serta bagaimana petani memanfaatkan teknologi yang dapat memberikan perbaikan pendapatan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka. Dengan perkataan lain, bagaimana petani dapat mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat diperoleh pendapatan yang maksimum untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis perilaku aktivitas ekonomi rumah tangga peternak sapi potong terutama dalam kegiatan produksi di kabupaten Jember, Menganalisis keterkaitan berbagai aktivitas rumah tangga peternak sapi potong dari peningkatan alokasi tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, Menganalisis dampak besarmya input sapronak dan pendapatan peternak di kabupaten Jember, Menganalisis kebijakan perubahan harga terhadap penerimaan dan pendapatan usaha ternak sapi potong di kabupaten Jember. Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember yaitu di Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. Pemilihan desa dilaksanakan secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa : desa tersebut merupakan desa yang masyarakatnya banyak memelihara ternak, khususnya sapi potong. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi, Pengujian Koefisien Secara Individual (t-test), Koefisien secara Simultan (F-test), Penerimaan Keluarga, Identifikasi Model pada Sistem Persamaan Simultan, Validasi Model, Simulasi Kebijakan Hasil penelitian ini adalah model ekonomi rumahtangga yang dirumuskan dalam penelitian ini mampu menjelaskan perilaku keputusan produksi usahatani dan usahaternak yang dapat berpengaruh pada pendapatan keluarga rumah tangga tani. Keputusan Tenaga kerja pencari rumput, Tenaga kerja ternak sapi dalam keluarga, Biaya konsentrat, Biaya pakan hijauan, Tenaga kerja lahan sawah luar keluarga, Tenaga kerja lahan sawah dalam keluarga, Biaya pupuk lahan sawah, Penerimaan usahatani lahan sawah, Tenaga kerja lahan kebun luar keluarga, Tenaga kerja lahan kebun dalam keluarga, Penerimaan usahatani lahan kebun, Penerimaan usahaternak, Penerimaan keluarga, Pendapatan lahan kebun, Total biaya lahan sawah dan Pendapatan lahan sawah ix Penerimaan usaha ternak sapi potong dipengaruhi oleh jumlah sapi potong yang dipelihara dan jumlah tenaga kerja pencari rumput. Besarnya biaya konsentrat dipengaruhi oleh besarnya biaya pembelian hijauan makanan ternak (HMT). Besarnya biaya HMT dipengaruhi oleh jumlah sapi potong yang dipelihara. Jika kebijakan pemerintah dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan rumah tangga tani, maka skenario kebijakan yang paling efektif adalah skenario bantuan biaya usahatani lahan sawah sebesar Rp1.000.000: Tenaga kerja pencari rumput (0.04%) ; Tenaga kerja ternak sapi dalam keluarga (0.24%) ; Biaya konsentrat (0.00%) ; Biaya pakan hijauan (0.00%) ; Tenaga kerja lahan sawah luar keluarga (439.00%) ; Tenaga kerja lahan sawah dalam keluarga (45.31%) ; Biaya pupuk lahan sawah (4.42%) ; Penerimaan usahatani lahan sawah (7.25%) ; Tenaga kerja lahan kebun luar keluarga (34.07%) ; Tenaga kerja lahan kebun dalam keluarga (0.00%) Penerimaan usahatani lahan kebun (1.593%) ; Penerimaan usahaternak (0.00%); Penerimaan keluarga (30.33%) ; Pendapatan lahan kebun (1.76%) ; Total biaya lahan sawah (44.40%) ; Pendapatan lahan sawah (25.85%) ; Tenaga kerja lahan kebun(5.94%). Jika pemerintah tepat dalam memilih kebijakan, maka target dan sasaran kebijakan akan sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu pendapatan rumahtangga meningkat. Saran dari penelitian ini adalah perlu rekomendasi kebijakan pangan secara simultan untuk usahataniternak, yang terkait dengan perluasan lahan kepemilikan, peningkatan produksi melalui penggunaan input produksi, ketenaga-kerjaan dari dalam dan luar keluarga, penerimaan dan pendapatan usahatani ternak serta pendapatan rumahtangga, pengeluaran konsumsi dan investasi.