Pendekatan Lean Manufacturing Untuk Mereduksi Waste Menggunakan Value Stream Mapping (Studi Kasus Pada Pt X Bangil-Pasuruan)
Main Author: | Musthofa, Sarfina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/142570/1/BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/142570/2/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/142570/3/LAMPIRAN.pdf http://repository.ub.ac.id/142570/4/PENGANTAR.pdf http://repository.ub.ac.id/142570/5/BAB_II.pdf http://repository.ub.ac.id/142570/6/BAB_I.pdf http://repository.ub.ac.id/142570/7/BAB_III.pdf http://repository.ub.ac.id/142570/8/BAB_IV.pdf http://repository.ub.ac.id/142570/ |
Daftar Isi:
- Lean Manufacturing merupakan suatu pendekatan terstruktur dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas yang terkait dalam suatu proses transformasi produk atau jasa sehingga dapat dengan mudah diketahui pemborosannya dan segera dilakukan perbaikan. PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang garment bordir terbesar di Jawa Timur dengan produknya yaitu berupa baju koko atau baju taqwa bermotif bordir. Pada proses produksi baju koko tersebut, masih terdapat beberapa hal yang kurang efisien sehingga dapat dikategorikan sebagai waste. Waste akan lebih mudah diidentifikasi dan direduksi dengan menggunakan pendekatan Lean Manufacturing. Pada penelitian ini digunakan salah satu tools dalam konsep lean manufacturing yaitu value stream mapping (VSM) yang bertujuan untuk menggambarkan aliran produk mulai dari masuknya bahan baku hingga produk jadi. Pengidentifikasian waste diawali dengan menggambarkan current state map, melalui penggambaran ini maka dapat diketahui dan dikelompokkan waste ke dalam kategori 7 waste. Waste yang berhasil teridentifikasi antara lain defect, unnecessary motion, unnecessary inventory, waiting, excessive transportation, overproduction, dan inappropriate processing. Setelah itu dilakukan analisa akar penyebab timbulnya waste menggunakan fishbone diagram. Dengan mengetahui akar penyebab timbulnya waste, maka dapat dirancang usulan rekomendasi perbaikan yang tepat dan sesuai dengan masalah dan kondisi PT X itu sendiri. Usulan rekomendasi perbaikan yang diberikan terkait adanya 7 waste pada proses pembuatan baju koko di PT X adalah kegiatan maintenance dengan tepat, penggunaan metode forecasting, penambahan fasilitas kerja berupa kursi dan earplug, serta usulan perbaikan tata letak fasilitas area produksi. Setelah diberikan usulan rekomendasi perbaikan terhadap waste yang ada, maka dapat digambarkan prediksi future state map. Disini terlihat bahwa ada 7 titik perubahan pada proses produksi baju koko bordir di PT X, minimasi waktu pada proses bordir, perubahan jadwal produksi yang sesuai kebutuhan, minimasi waktu dan jarak antara 2 lokasi produksi, simplifikasi kerja (penggabungan proses pembersihan dan control akhir), minimasi waktu antara proses pembersihan dan setrika (reduksi jumlah rework), serta minimasi jumlah inventory pada gudang finished good.