Kajian Manajemen Lalu Lintas Jaringan Jalan Di Kawasan Terusan Ijen Kota Malang

Main Author: Alifian, DimasCuzaka
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/142535/
Daftar Isi:
  • Dengan memperhatikan kinerja jaringan jalan di kawasan terusan ijen kota Malang yang semakin ramai, maka diperlukannya upaya untuk menganalisis dan mencari solusi yang diperlukan agar dampak yang terjadi dapat diminimalisir. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kinerja jaringan jalan di kawasan terusan ijen untuk kondisi eksisting, kemudian menganalisa kinerja jaringan jalan di kawasan terusan ijen dalam pertumbuhan tahun rencana, dan menentukan rekayasa lalu lintas yang sesuai sehingga diharapkan dapat memberikan solusi alternatif dari permasalahan yang terjadi. Kajian yang dilakukan berupa analisa kinerja simpang tak bersinyal dan jalinan jalan serta menentukan rekayasa lalu lintas yang sesuai. Metode pengambilan data yang digunakan adalah survei cacah lalu lintas dan peninjauan geometrik jalan kondisi eksisting. Analisis kinerja simpang dan jalinan jalan mengacu pada MKJI 1997, sedangkan rekayasa lalu lintas mengacu pada referensi terkait. Parameter yang digunakan untuk merumuskan pertumbuhan volume lalu lintas adalah faktor pertumbuhan lalu lintas yang tertera pada Manual Desain Perkerasan Jalan 2012. Angka inilah yang digunakan sebagai acuan dalam memprediksikan volume lalu lintas yang terjadi di jaringan jalan kawasan terusan ijen kota Malang pada tahun 2013 sampai dengan 5 tahun, sehingga diperoleh tingkat pelayanan masing-masing jaringan jalan di sekitar kawasan tersebut. Hasil yang diperoleh yaitu bundaran UKS pada kondisi eksisting (2013) derajat kejenuhan (DS) pendekat A sebesar 0.619, pendekat B sebesar 0.372, pendekat C sebesar 0.640 dan pendekat D sebesar 0.378. Kondisi simpang depan SOB derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,97. Kondisi bundaran Simpang Balapan derajat kejenuhan (DS) pendekat A sebesar 0.213, pendekat B sebesar 0.264, pendekat C sebesar 0.141 dan pendekat D sebesar 0.137. Analisa weaving pada bundaran Simpang Balapan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0.293, sedangkan asumsi simpang tiga tak bersinyal derajat kejenuhan (DS) sebesar 1.48. Pada tahun rencana (2018) kondisi bundaran UKS derajat kejenuhan (DS) pendekat A sebesar 0.790, pendekat B sebesar 0.475, pendekat C sebesar 0.817, dan pendekat D sebesar 0.482. Kondisi simpang depan SOB derajat kejenuhan (DS) sebesar 1.24. Kondisi bundaran Simpang Balapan derajat kejenuhan (DS) pendekat A sebesar 0.272, pendekat B sebesar 0.337, pendekat C sebesar 0.180 dan pendekat D sebesar 0.175. Analisa weaving pada bundaran Simpang Balapan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0.374, sedangkan asumsi simpang tiga tak bersinyal derajat kejenuhan (DS) sebesar 1.89. Dengan memperhatikan kondisi seperti itu maka perlu adanya solusi perbaikan bundaran dan simpang pada jaringan. Perbaikan yang dapat direkomendasikan dari hasil skenario yang telah dibuat yaitu pada bundaran UKS adalah pengalihan arus pada bundaran menjadi satu arah, simpang depan SOB adalah pengalihan arus di Jl. TGP, dan pada bundaran Simpang Balapan adalah penambahan pulau jalan dan lebar keluar 7.23 m.