Studi Harga Air Dari Perencanaan Jaringan Air Baku Di Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu
Main Author: | Ardianto, Faris |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/142506/1/BAB_III.pdf http://repository.ub.ac.id/142506/2/COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/142506/3/BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/142506/4/DAFPUS_LAMPIRAN.pdf http://repository.ub.ac.id/142506/5/DAFTAR_ISI_TABEL_GAMBAR.pdf http://repository.ub.ac.id/142506/6/ABSTRAKSI.pdf http://repository.ub.ac.id/142506/7/BAB_I.pdf http://repository.ub.ac.id/142506/8/BAB_II.pdf http://repository.ub.ac.id/142506/ |
Daftar Isi:
- Pada studi ini akan dibahas penetapan air dengan adanya perencanaan jaringan air baku di Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu. Pada saat musim kemarau, di daerah Kecamatan Cantigi terkena imbas kesulitan mendapatkan air bersih. Masyarakat mengandalkan suplai air bersih dan tangki air yang didatangkan oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu. Permasalahan ini timbul dikarenakan pipa di bawah tanah kini tidak lagi menyalurkan air ke tandon-tandon yang ada di tiap jalan. Untuk itu diperlukan pengembangan jaringan air baku yang nantinya air bersih bisa disalurkan ke masyarakat dengan memiliki daya jual air. Maka perlu adanya sebuah analisa ekonomi untuk perhitungan harga jual air yang sanggup dibeli oleh masyarakat Kecamatan Cantigi untuk dikonsumsi masyarakat setiap harinya. Manfaat yang diperoleh setelah adanya pengembangan jaringan pipa wilayah Kecamatan Cantigi adalah dengan terpenuhinya kebutuhan air bersih , dimana masalah kekurangan air bersih menjadi salah satu permasalahan utama di Kecamatan Cantigi. Manfaat yang didapat sendiri terbagi menjadi dua yaitu manfaat nyata (Tangible Benefits) untuk kehilangan air 25% yaitu sebesar Rp 12,672,093,718,- dan manfaat yang tidak dapat dihitung (Intangible Benefit) adalah Peningkatan pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan domestik dan non domestik yang sebelumnya pada daerah ini sangat minim sekali, menurunnya penyakit yang diakibatkan oleh air. Untuk mementukan kelayakan perencanaan jaringan air baku ini maka diperlukan analisa kelayakan dalam segi ekonomi. Berdasarkan tingkat suku bunga sebesar 7,5% didapatkan nilai nilai rasio Biaya Manfaat (B/C) sebesar 1,043, selisih Biaya Manfaat (B-C) sebesar Rp 519,514,065.-. Tingkat Pengembalian Internal (IRR) 9,11%, dan Analisa Sensitivitas biaya turun 10% dan manfaat tetaplah yang dianggap paling sensitif terhadap nilai biaya dan manfaat. Untuk titik impas investasi (BEP) pada tahun ke 18, ini menandakan bahwa setelah tahun ke 18 keuntungan tahunan dari air baku dapat mengembalikan modal. Harga air setelah adanya simulasi ekonomi tingkat suku bunga majemuk 7,5% tahun 2017 – 2037 relatif cukup bisa terjangkau masyarakat Kecamatan Cantigi. Untuk tahun 2017 dengan 56% penduduk terlayani sebesar Rp. 115.76/m3, sedangkan pada saat penduduk terlayani 100% sebesar Rp. 64.60/m3. Untuk tahun 2037 mengalami kenaikan sekitar 350% pada saat prosentase penduduk terlayani 56% dan 100% dengan harga sebesar Rp. 433.53/m3 dan Rp. 242.05/m3 .