Daftar Isi:
  • Permukiman kumuh ditunjukkan dengan kualitas rumah yang rendah, kondisi sarana prasarana yang tidak memadai, serta tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah. Salah satu kawasan permukiman kumuh yang ada di Kota Surabaya adalah Kelurahan Kenjeran. Permukiman tersebut letaknya strategis karena berdekatan dengan Jembatan Suramadu sehingga memberikan dampak negatif sehingga mengakibatkan jumlah penduduk meningkat dan memberikan dampak negatif yaitu pencemaran, banjir, dan berkurangnya kawasan konservasi. Pada tahun 2003, warga Kelurahan Kenjeran mendapatkan bantuan program untuk mengatasi permukiman kumuh. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan sehingga program tersebut tidak berhasil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persebaran tingkat kekumuhan permukiman wilayah RW 1-RW 4 dan menentukan prioritas program penataan permukiman yang terintegrasi dengan kebijakan Kota Surabaya yaitu Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Permukiman Daerah (RP4D) tahun 2008-2018. Tiga program tersebut yaitu revitalisasi permukiman, Kampung Improvement Program Comprehensive (KIP-K), dan Tridaya. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis tingkat kekumuhan dan Analisis Hierarki Proses (AHP). Dari hasil analisis diketahui bahwa RW 1 sampai RW 4 Kelurahan Kenjeran termasuk dalam kategori kumuh ringan dengan rentang nilai 1,86-2,1675. Penyebab utama kekumuhan kondisi persampahan, sanitasi, ketidaksesuaian lahan permukiman, dan pendapatan masyarakat Program yang menjadi prioritas pada penataan permukiman kumuh berdasarkan kebijakan adalah Tridaya. Dalam program Tridaya, pemerintah tidak mengadakan proyek dalam upaya perbaikan permukiman secara langsung. Pemerintah memberi bantuan teknis dan memfasilitasi masyarakat untuk membuat program sendiri serta mendukung kemandirian melalui kelompok masyarakat.