Penilaian Risiko Supply Chain Ikan Kakap Merah (Red Snapper ) Menggunakan Metode House Of Risk (HOR) (Studi Kasus Di PT. Kelola Mina Laut (KML), Gresik)

Main Author: Barizah, Dewi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/1425/1/DEWI%20BARIZAH.pdf
http://repository.ub.ac.id/1425/
Daftar Isi:
  • Peluang pengembangan usaha perikanan Indonesia memiliki prospek yang sangat tinggi. Ikan kakap merah adalah salah satu komoditas perikanan laut yang bernilai ekonomi tinggi. PT. Kelola Mina Laut (KML) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perikanan untuk pasar ekspor dan pasar dalam negeri. PT KML memproduksi berbagai macam produk, salah satunya yaitu Ikan Kakap Merah (Red Snapper). Setiap pengolahan ikan hasil tangkapan di PT. KML memiliki risiko yang hampir sama, seperti risiko penerimaan bahan baku, risiko pada proses produksi, serta risiko pada saat distribusi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan identifikasi dan penilaian risiko supply chain ikan kakap merah di PT. KML serta menentukan strategi mitigasi risiko supply chain yang perlu diterapkan oleh pihak PT. KML dan supplier guna mengurangi risiko yang timbul. Penilaian risiko dapat dilakukan dengan menggunakan metode House of Risk (HOR) yang terdiri dari dua tahap yaitu HOR fase 1 dan HOR fase 2. HOR fase 1 bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian risiko yang berpotensi timbul sehingga hasil output dari HOR fase 1 yaitu pengelompokan agen risiko kedalam agen risiko prioritas sesuai dengan nilai Aggregate Risk Potential (ARP). HOR fase 2 bertujuan untuk perancangan stategi mitigasi yang dilakukan untuk perancangan agen risiko kategori prioritas. Responden dalam penelitian ini adalah 3 pakar dari KML (Manajer Pengadaan Bahan Baku, Supervisor Penerimaan Bahan Baku dan Penanggung Jawab Penerimaan Bahan Baku) serta 1 pakar dari Supplier. Penentuan kategori agen risiko prioritas dilakukan dengan menggunakan hukum Pareto. Hasil penelitian supply chain ikan kakap merah di PT. KML menunjukkan bahwa terdapat 47 kejadian risiko dan 46 agen risiko dengan prioritas 4 agen risiko yang perlu ditangani dengan cepat yaitu kekurangan bahan baku ikan kakap merah (A10) dengan nilai ARP 810, ketidaktelitian manajemen dalam perencanaan transportasi (A5) dengan nilai ARP 648, ketidaktelitian karyawan dalam menyiapkan dokumen (A40) dengan nilai ARP 612 dan produk finish good ikan kakap merah belum bisa diekspor kepada buyer oleh PT.KML (A21) dengan nilai ARP 594. Strategi mitigasi risiko supply chain ikan kakap merah yang dapat dilakukan sebanyak 9 untuk mengurangi agen risiko yang muncul. Strategi mitigasi yang mempunyai nilai Effectiveness to Diffculty (ETD) tertinggi adalah 4212, yaitu menambah supplier untuk memasok ikan kakap merah (PA1). Sedangkan nilai ETD terkecil adalah 648, yaitu memperbaiki mekanisme perencanaan transportasi (PA5).