Daftar Isi:
  • Terminal angkutan umum ini juga menjadi prasarana transportasi penting di Kota Malang, dimana memiliki tiga terminal yaitu Terminal Arjosari, Terminal Landungsari, Terminal Gadang, namun seiring dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota malang setelah bulan 14 agustus 2009 Terminal Gadang dihentikan fungsinya dan digantikan oleh Terminal Hamid Rusdi, namun sangat disayangkan adanya permasalahan baru yaitu terganggunya kinerja operasional angkutan umum. Dengan masalah yang baru kita dapat mengetahui penyebab kinerja operasional angkutan umum terganggu. Pada penelitian ini untuk analisanya menggunakan perhitungan jumlah armada angkutan kota ideal, jumlah penumpang, biaya operasional kendaraan, dan tarif. Untuk survei yang dilakukan yaitu survei naik turun penumpang selama enam hari pada pukul 06.00 – 14.00 yang dibagi tiga waktu yaitu sibuk pagi, tidak sibuk dan sibuk sore dan masing- masing bagian mengamati empat kendaraan pulang pergi dan wawancara langsung dengan pemilik dan sopir angkutan kota trayek ABG dan LDG. Sedangkan untuk menghitung jumlah armada ideal yaitu perhitungan faktor muat, waktu siklus, waktu antara, sehingga didapat jumlah armada. Untuk perhitungan jumlah penumpang peneliti membandingkan jumlah penumpang sebelum dipindahkan dengan jumlah penumpang setelah dipindahkan sehingga nanti dapat mengetahui perbedaan jumlah penumpang. Untuk perhitungan biaya operasional kendaraan digunakan perhitungan biaya tetap, biaya tidak tetap, dan overhead sehingga nanti dijumlahkan untuk mendapat biaya operasional kendaraan. Untuk perhitungan tarif menggunakan pembagian antara biaya operasional kendaraan total dengan jumlah penumpang total. Hasil proses perhitungan ini yaitu didapat jumlah penumpang untuk taryek LDG sebesar 167 penumpang dan untuk taryek ABG sebesar 165 penumpang. Sedangkan perhitungan jumlah armada ideal didapat sebanyak 102 armada untuk taryek LDG dan trayek ABG sebanyak 120 armada. Perhitungan biaya operasional kendaraan sebelum direlokasi untuk trayek ABG sebesar Rp 251.495,00 untuk trayek LDG sebesar Rp 232.955,00, setelah direlokasi untuk trayek ABG sebesar Rp 316.416,00 dan untuk trayek LDG sebesar Rp 289.636,00. Setelah didapat perhitungan biaya operasional dan jumlah penumpang didapat perhitung tarif, tarif yang didapat sebelum direlokasi untuk trayek ABG sebesar Rp 1.000,00 dan trayek LDG sebesar Rp 500,00, setelah direlokasi didapat besarnya tarif untuk trayek ABG sebesar Rp 2.100,00 dan trayek LDG sebesar Rp 1.900,00.