Daftar Isi:
  • Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu penyangga Ibukota Propinsi Jawa Timur sehingga mengalami perkembangan yang pesat terutama dalam hal pengembangan perekonomian regional. Perkembangan tersebut ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan sektor perdagangan, karena lokasinya berdekatan dengan pusat bisnis kawasan Indonesia Timur (Surabaya). Salah satu pusat perbelanjaan sebagai bukti perkembangan sektor perdagangan tersebut adalah berdirinya Sidoarjo Town Square yang berlokasi di Jalan Raya Jati, dekat dengan pintu keluar tol Porong-Sidoarjo. Namun Jalan Raya Jati ini merupakan jalan arteri sekunder dengan lebar total 8 meter terdiri dari 2 jalur dan hanya 1 lajur di setiap jalurnya, sehingga apabila terjadi tundaan di pintu masuk dan keluar pusat perbelanjaan maka akan sangat berpotensi untuk menimbulkan kemacetan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat beroperasinya Sidoarjo Town Square terhadap kinerja jalan dan persimpangan Jalan Raya Jati, serta skenario-skenario yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan lalu lintasnya. Analisis with dan without digunakan untuk mengetahui dampak beroperasinya Sidoarjo Town Square, sedangkan analisis penanganan masalah digunakan untuk mengetahui skenario yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan lalu lintas tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa beroperasinya Sidoarjo Town Square berdampak pada naiknya nilai DS pada Jalan Raya Jati, yang semula rata-rata memiliki LOS D berubah menjadi LOS E. Perubahan yang lebih besar terjadi setelah dilakukan proyeksi untuk lima tahun mendatang, dimana tingkat pelayanan Jalan Raya Jati berubah menjadi LOS F. Diperlukan adanya manajemen lalu lintas untuk memperbaiki rendahnya tingkat pelayanan jalan dan persimpangan akibat dari beroperasinya Sidoarjo Town Square dengan menerapkan alternatif skenario berupa pengadaan lajur percepatan dan perlambatan serta kebijakan pembatasan jumlah stand. Skenario tersebut mampu menurunkan nilai DS mencapai 9,68% untuk segmen I, 40,24% untuk segmen II, dan 11,29% untuk segmen III. Sedangkan untuk persimpangan yang semula berdasarkan hasil proyeksi tidak memiliki kapasitas sisa, dengan skenario tersebut dapat berubah menjadi memiliki kapasitas sisa. Semakin kecil kapasitas suatu ruas jalan, maka akan berdampak pada berkurangnya tingkat kecepatan dari laju sebuah kendaraan, yang secara tidak langsung akan mengakibatkan kemacetan karena nilai derajat kejenuhannya yang melebihi batas ambang.