Aplikasi Zhong Xing Hy21 Untuk Analisa Keruntuhan Bendungan Muka Kuning, Batam
Main Author: | Aniskurlillah, SonaGusti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/142392/ |
Daftar Isi:
- Bendungan, selain membawa manfaat yang sangat besar, juga merupakan bangunan yang berisiko tinggi. Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2010 tentang Bendungan disebutkan bahwa setiap bendungan harus dilengkapi dengan dokumen rencana tindak darurat dalam rangka antisipasi penyelamatan jiwa dan harta benda apabila terjadi keruntuhan bendungan. Simulasi analisa keruntuhan bendungan pada penelitian ini menggunakan program Zhong Xing HY21. Disini, skenario keruntuhan terjadi akibat overtopping dan piping, sementara debit inflow yang digunakan adalah Probability Maximum Flood (PMF). Dengan bantuan program tersebut, dapat diketahui hidrograf outflow banjir dan peta genangan banjir yang akan terjadi jika bendungan mengalami keruntuhan. Hubungan antara jarak dan elevasi muka air banjir serta jarak dan waktu puncak banjir dapat digambarkan dengan persamaan empiris regresi yang didasari oleh hasil running program Zhong Xing HY21. Penelitian ini menghasilkan angka debit inflow maksimum sebesar 463,60 m3/detik dan debit outflow maksimum 3454,88 m3/detik yang terjadi pada saat skenario overtopping. Selain itu, dampak genangan banjir terluas adalah 18,94 km2, waktu datang banjir tercepat adalah 0,23 jam, waktu puncak banjir tercepat adalah 1,17 jam, serta waktu surut banjir terlama adalah 24 jam. Kemudian, hubungan antara jarak–waktu puncak banjir digambarkan dengan persamaan y = 7E-12x4 - 5E-08x3 + 9E-05x2 - 0.0353x + 70.091 (y = waktu puncak dalam menit, x= jarak dalam meter) dan hubungan antara jarak–elevasi muka air banjir digambarkan dengan persamaan y = 2E-12x4 - 1E-08x3 + 3E-05x2 - 0.028x + 26.709 (y = elevasi muka air banjir maksimal dalam meter, x= jarak dalam meter). Dari peta genangan banjir, ditentukan jalur dan lokasi evakuasi pada tiga titik, yaitu Kampung Aceh, Kompleks Batamindo, dan Kompleks Panbil Industri yang ketiganya berada di Desa Muka Kuning, Kecamatan Sungai Beduk, Batam.