Daftar Isi:
  • Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam beberapa tahun ini, menyebabkan kebutuhan akan kendaraan niaga meningkat sebesar 10%-15%. Hal ini menyebabkan sejumlah perusahaan jasa karoseri kendaraan niaga, seperti PT. Adi Putro Wirasejati Malang menambah jumlah kapasitas produksi menjadi sebesar 5 unit bus per hari. Adanya peningkatan kapasitas produksi bus dan minibus menyebabkan kinerja mesin yang mendukung proses produksi meningkat pula, salah satunya mesin las MIG. Mesin tersebut tidak dapat digunakan terus menerus tanpa adanya perawatan yang baik. Selama ini, kegiatan perawatan mesin di PT. Adi Putro Wirasejati tidak berdasarkan pada data kerusakan sebagai acuan. Kegiatan perawatan yang tidak teratur ini menyebabkan besarnya jumlah frekuensi kerusakan, downtime, dan biaya perawatan. Frekuensi kerusakan mesin las MIG dalam periode Januari 2012-Desember 2012 pada 7 departemen mencapai 951 kali kerusakan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan untuk memperpanjang usia komponen mesin las MIG dengan menerapkan strategi perawatan yang tepat. Untuk menetapkan strategi perawatan yang tepat, maka dilakukan simulasi perawatan dari beberapa skenario yang telah diusulkan. Proses simulasi perawatan ini melibatkan bilangan acak TTF, TTR-F, dan TTR-P yang akan memberikan gambaran kondisi dan variasi yang sebenarnya ketika skenario tersebut diterapkan. Usulan skenario yang disimulasikan ada 3, yaitu perawatan korektif, perawatan dengan interval waktu penggantian sama dengan nilai MTTF, dan perawatan dengan interval waktu penggantian ketika keandalan komponen mencapai 90%. Tujuan dari simulasi perawatan ini adalah mengetahui skenario mana yang tepat untuk meminimalisasi frekuensi breakdown, memaksimalkan nilai availability, dan meminimalisasi biaya perawatan yang dikeluarkan. Hasil dari penelitian ini adalah usulan strategi perawatan yang tepat untuk diterapkan sesuai kebijakan dan kondisi perusahaan. Strategi perawatan yang tepat untuk meminimasi frekuensi breakdown pada komponen kritis mesin las MIG adalah skenario 3 (perawatan dengan interval waktu penggantian ketika keandalan komponen mencapai 90%). Strategi perawatan yang tepat untuk memaksimalkan nilai availability untuk komponen kritis adalah skenario 1 (perawatan korektif). Strategi perawatan yang terbaik secara finansial untuk perawatan komponen kritis adalah skenario 1 (perawatan korektif).