Daftar Isi:
  • satu dari tiga produsen “Kretek” rokok. Produksi rokok PT. Djarum terdiri dari dua jenis, yaitu rokok kretek buatan tangan (SKT), serta rokok kretek buatan mesin yang berfilter (SKM. Persaingan pasar penjualan rokok kretek antara SKT dan SKM, memaksa rokok SKT untuk tetap bertahan dengan menambah pangsa pasar dan bersaing dengan rokok kretek SKM. Mengatasi permasalahan diatas, kualitas rokok kretek SKT merupakan hal utama yang harus tetap terkendali, dimana tahap pengendalian kualitas produk dilakukan dengan analisis yang mencangkup keseluruhan elemen produksi seperti aliran proses produksi, kegiatan produksi, manajemen sumber daya manusia, teknologi alat produksi, yaitu metode Six Sigma. Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan survei pendahuluan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan topik penelitian dan mengidentifikasi masalah yang terjadi, yaitu bagaimana menghasilkan rokok SKT-BL53 sesuai dengan standard kualitas yang ditetapkan. Setelah itu dilakukan pengolahan data berupa analisis DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Penggunaan analisis Six Sigma pada penelitian ini dilakukan sampai pada tahap improve. Tahap Define dilakukan identifikasi produk atau proses yang menjadi CTQ (Critical To Quality) dan analisis pareto. Sedangkan Tahap Measure dihitung dan dibuat peta kontrol, dihitung DPMO (Defect Per Million Opportunity) rokok SKT DJARUM76, kapabilitas proses, dan menentukan level sigmanya. Selanjutnya Tahap Analyze menggambarkan diagram RCA (Root Cause Analysis) untuk menentukan akar penyebab masalah dari masing-masing CTQ. Tahap terakhir yaitu Improve, dilakukan perbaikan pada beberapa akar utama penyebab defect dan membantu membuat laporan langkah-langkah penyempurnaan Six Sigma. Berdasarkan hasil analisis DMAIC, didapatkan 6 CTQ (Critical To Quality) yaitu berat rokok per 50 batang (dalam gram) level sigmanya 3,034; kotor dibagian ekor level sigmanya 2,87; diameter ekor rokok level sigmanya 2,57, keras sampai sulit dihisap level sigmanya 2,99; gembos level sigmanya 3,026; cowong ekor level sigmanya 3,07. Pada penelitian ini tahap Improve yaitu mendesain ulang kotak alumunium tembakau dan membuat desain alat baru untuk memudahkan mengatur tembakau pada alat giling rokok.